Jumat, 17 Mei 2024 | 04:56
COMMUNITY

Cerita Horor

Wanita Berbulu di Balik Jendela Rumah Tua

Wanita Berbulu di Balik Jendela Rumah Tua
Ilustrasi wanita di balik jendela (Dok IDN Times)

ASKARA - Aku adalah seorang mahasiswi di salah satu kampus negeri di Jakarta. Perfilman adalah jurusanku dan pulang subuh seakan sudah menjadi bagian dari hidupku. Untuk memenuhi syarat kelulusan, kampus menuntut para mahasiswa dan mahasiswinya membuat sebuah film yang layak menjadi sebuah standar kelulusan.

Dalam menggarap sebuah film kami sudah dibagi beberapa kelompok yang berisi delapan orang. Kerjaku di sini sebagai seorang editor, maka saat produksi kerjaanku tidak terlalu banyak, namun tetap turut ikut ke lokasi syuting agar mengetahui bagaimana jalan cerita yang diinginkan sang sutradara.

Proses syuting berlangsung dua hari yang dilakukan di rumah temanku, salah seorang dari kelompok kami. 

Genre film yang kami buat adalah misteri, namun karena rumah temanku ini lama tidak dihuni, suasananya begitu mencekam.

Tidak jarang kami mendengar suara jendela yang seakan ditabrak oleh burung-burung gereja untuk dapat masuk ke dalam rumah. 

Karena sering kali banyaknya gangguan, kami memutuskan untuk syuting pada pagi hari, agar cahaya yang masuk dalam rumah lebih banyak dibandingkan pada sore hari. 

Proses syuting berjalan dengan lancar, walau tidak jarang melakukan reka ulang adegan karena memang pemain yang kami gunakan masih cukup amatir. Setelah proses syuting berakhir ini merupakan awal waktu di mana aku harus merapikan semua potongan adegan menjadi suatu kesatuan film yang utuh. 

Pekerjaanku seharusnya ditemani oleh sutradara, namun karena ia kelelahan selama syuting, ia mempercayakan aku untuk menyusun semua cerita dengan mengandalkan naskah yang sudah ia berikan. 

Sebelum melakukan proses menyatukan gambar, aku review kembali semua gambar yang sudah diambil berdasarkan lokasi dan adegan agar lebih mudah.  

Semua gambar sudah dimasukan dalam folder masing-masing dengan rapi. Namun, saat aku kembali terdapat satu lokasi yang hilang, yakni saat seorang wanita duduk di kursi tua samping jendela sambil membaca buku.

Jujur mengetahui bagian dari adegan ada yang hilang aku merasa panik, sehingga berusaha melakukan pengecekan memory yang berada di kamera.  

Satu persatu gambar aku perhatikan. Perasaanku tenang saat menemukannya. Namun, ada gambar yang mencurigakan. pemain perempuan yang duduk di samping jendela cukup banyak melihat ke arah luar dengan sedikit mengerutkan dahinya. 

Penasaran dengan apa yang sedang ia lihat, aku memperbesar gambar ke arah jendela berharap dapat melihat apa yang sedang perempuan tersebut tatap, hingga wajahnya terlihat takut.  

Detik demi detik tidak ada satupun hal mencurigakan aku lihat. Tapi memang cukup membingungkan, mengapa banyak burung gereja seakan menabrakan diri ke kaca nako tersebut. Aku terus memerhatikan video yang berdurasi 3 menit tersebut, sampai di detik 23 terdapat sebuat tangan berwarna hitam mendekat seakan ingin menyentuh kaca nako. 

Tangan tersebut memiliki kuku-kuku hitam yang sangat panjang dan cenderung berbulu.  Mendadak buku kuduk di leherku berdiri serentak. Tapi rasa penasaranku makin memuncak. Aku terus memerhatikan makin dekat pada layar review kamera, sontak aku hampir teriak dan melempar kamera. 

Terdapat seorang wanita tua dengan wajah yang menyeramkan menabrakan diri ke kaca nako tersebut.  

Buku kudukku berdiri seluruhnya, jantungku berdetak sangat kencang. Pikiranku mulai membayangkan suatu yang menyeramkan. Perasaanku mulai tidak tenang walau berada di kamarku sendirian.

Saat aku mengambil kamera dan melihat video itu kebali, tidak ada satu pun yang mencurigakan.  

Tapi karena aku takut melihat hal mengerikan itu lagi sendirian, aku memutuskan untuk menyelesaikan adegan itu saat sudah siang hari dan bersama dengan kru lainnya.  

Aku menceritakan hal yang aku alami pada sang sutradara. Namun, ia berkata bahwa tidak pernah ada adegan di ruangan tersebut. (genpi)  

Komentar