Selasa, 30 April 2024 | 03:38
TRAVELLING

Cerita Horor ketika Mendaki Gunung Prau

Cerita Horor ketika Mendaki Gunung Prau
Sejumlah pendaki dari Jakarta dan Medan di puncak Gunung Prau (Dok Askara)

Nama : Miqdad
Mahasiswa IPB University

 

Awal Mula Perjalanan

Saat itu, di musim hujan yang kerap menakutkan, kami memutuskan untuk menaklukkan Gunung Prau bersama teman-teman. Perjalanan yang seharusnya penuh kegembiraan menjadi kisah horor yang sulit dilupakan. Hujan deras mengiringi langkah-langkah kami, menyusuri jalan setapak yang semakin sulit dilalui. Setiap pos perjalanan, saya tak henti-hentinya bertanya tentang nenek-nenek yang konon kuat menaklukkan gunung. Keanehan dimulai ketika teman saya, Awal, selalu menghindari pertanyaan saya tentang nenek-nenek tersebut.

Sesampainya di lokasi, langit sudah mulai gelap dan hujan semakin deras. Saat akan memasang tenda, tubuh saya tiba-tiba melemah, dan kelelahan merasuki setiap serat otot. Awal terlihat seperti tidak memperhatikan keadaan saya. Saat saya menanyakan tentang nenek-nenek lagi, dia hanya tersenyum dan menutup diri dalam tidurnya. Malam itu, pukul 2 pagi, suasana menjadi mencekam. Saya terbangun oleh keributan dan melihat Awal sedang mencekik teman kami yang lain. Panik dan tak percaya, saya berteriak membangunkan yang lain. Awal segera melepaskan cengkeramannya, seolah tak sadar perbuatannya. Atmosfer menjadi tegang, ketakutan mewarnai setiap wajah.

Kami melanjutkan perjalanan dengan hati-hati, merasa terancam oleh kejadian misterius itu. Namun, badan saya semakin tidak kooperatif. Sampai di basecamp, tubuh saya tiba-tiba pulih kembali. Awal menanyakan pertanyaan horor yang sebelumnya saya ajukan. Barulah saya menyadari bahwa Awal selalu menghindari menjawab pertanyaan saya. Rasa penasaran memuncak, dan kami memutuskan untuk mencari jawaban di warung setempat. Warga lokal memberikan reaksi yang mengejutkan. Mereka menjelaskan bahwa nenek-nenek yang saya tanyakan adalah roh gunung yang konon membantu pendaki yang bersedia membantunya.

Kejadian Mistis Bermula

Saat melihat wajah saya yang tidak meminta bantuan, nenek-nenek tersebut memberikan kelelahan dan kekacauan dalam perjalanan kami. Awal yang tertidur di malam itu menjadi medium bagi roh gunung tersebut, menjelaskan mengapa dia tidak bisa menjawab pertanyaan saya. Dengan hati yang berdebar, kami memutuskan untuk menghormati nenek-nenek gunung tersebut dan meminta maaf atas ketidaktahuan kami. Setelah itu, perjalanan pulang kami lancar dan tanpa insiden.

Kisah perjalanan horor itu meninggalkan bekas di hati kami, mengajarkan bahwa kehormatan dan rasa hormat terhadap roh alam harus dijaga dengan baik. Gunung Prau, dengan segala keangkerannya, menjadi saksi bisu perjalanan kami yang penuh warna dan mengajarkan banyak pelajaran hidup. Saat matahari mulai terbit di langit, kami meninggalkan Gunung Prau dengan hati yang berdebar-debar. Perjalanan pulang kami dipenuhi dengan refleksi dan pembelajaran dari pengalaman horor yang baru saja kami alami. Cuaca yang sebelumnya mendung dan suram kini memberikan cahaya yang lembut, menghiasi langit dengan warna-warni yang menyejukkan.

Perjalanan turun gunung memang selalu terasa lebih cepat, tapi bayangan malam sebelumnya masih menghantui pikiran kami. Kami berbicara dengan hati-hati, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana kejadian mistis itu memengaruhi kami. Awal, yang sebelumnya terlihat tanpa beban, kini tampak penuh dengan keraguan dan penyesalan.

Pencarian Maksud dari Kejadian yang Dialami

Dalam perjalanan pulang, kami memutuskan untuk berkunjung ke warung-warung lokal lagi, mencoba mendapatkan lebih banyak informasi tentang nenek-nenek gunung. Warga-warga setempat menceritakan kisah-kisah lama tentang keberadaan roh gunung dan cara untuk menjalani perjalanan dengan baik, menghormati alam, dan meminta izin kepada roh alam sebelum mendaki. Pertanyaan Awal yang belum terjawab menjadi pembicaraan hangat di antara kami. Dia menceritakan pengalaman tidurnya yang begitu dalam hingga ia tidak sadar akan perbuatannya. Awal berjanji untuk lebih memahami dan menghormati keberadaan roh alam di masa mendatang, dan itu menjadi pengingat bahwa perjalanan alam bebas tidak hanya tentang fisik, tetapi juga spiritual.

Begitu tiba di kota, kami duduk bersama untuk merangkai cerita yang luar biasa ini. Pengalaman horor di Gunung Prau menjadi bahan pembicaraan hangat di antara kami. Kami menyadari bahwa perjalanan itu tidak hanya meninggalkan kenangan menyeramkan, tetapi juga meninggalkan kita dengan bekal pemahaman yang lebih dalam tentang keterhubungan dengan alam. Dalam beberapa hari berikutnya, kejadian misterius itu terus menjadi pembicaraan utama di antara kami. Awal mencari pemahaman lebih lanjut tentang roh gunung dan bagaimana kita dapat menjaga hubungan yang harmonis dengan alam. Dia mulai membaca buku-buku mistis dan mencari nasehat dari orang-orang yang memiliki pengalaman serupa.

Pesan dan Kesan dari Perjalanan

Saya dan teman-teman merenung tentang perjalanan itu, mencoba mencari makna yang lebih dalam dari setiap kejadian. Pengalaman mistis itu membuat kami lebih waspada terhadap keberadaan roh alam, dan kami mulai menjalani petualangan dengan rasa hormat dan kesadaran yang lebih besar. Beberapa bulan kemudian, kami kembali merencanakan perjalanan mendaki. Kali ini, kami lebih siap secara spiritual dan lebih memperhatikan keberadaan alam sekitar. Awal, yang sebelumnya tidak memahami kekuatan gaib, kini berubah menjadi seseorang yang lebih terbuka terhadap dimensi spiritual.

Kisah perjalanan horor di Gunung Prau bukan hanya menjadi pengalaman unik dalam hidup kami, tetapi juga menjadi awal dari perubahan dalam cara kami memandang alam. Melalui perjalanan itu, kami menyadari bahwa keindahan alam dan roh alam yang mendiaminya membutuhkan rasa hormat dan perhatian kita. Dan begitulah, perjalanan ini tidak hanya meninggalkan jejak di Gunung Prau, tetapi juga di dalam hati dan pikiran kami yang membawa pelajaran dan makna yang mendalam.

 

Komentar