Diblokir Gunung Rinjani, Fiersa Besari Ngaku Salah
ASKARA - Musisi dan penulis buku Fiersa Besari buka suara perihal muncul kabar dirinya telah melanggar prosedur standar (SOP) pendakian di Gunung Rinjani beberapa waktu lalu.
Fiersa Besari mengunggah video klarifikasi terkait kabar yang menyebut dirinya terkena blacklist oleh pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR).
Musisi asal Kota Bandung itu membenarkan bahwa dirinya dan Tim Atap Negeri kena blacklist karena kesalahan sendiri. Sebabnya, Fiersa Besari melakukan double booking pada 11 dan 12 Oktober serta 13 dan 14 Oktober 2020.
"Iya benar saya bersama Tim Atap Negeri di-blacklist dari Gunung Rinjani atas kesalahan kami sendiri. Kesalahan saya," kata Fiersa Besari melalui Instagram, Rabu (4/11).
Padahal pengelola Gunung Rinjani menerapkan peraturan baru yang hanya memperbolehkan melakukan pendakian selama dua hari satu malam. Kuota pendakian di bawah 100 orang.
Keputusan Fiersa Besari melakukan double booking karena pada awalnya salah satu temannya mendadak ada kerjaan di Labuan Bajo maka dia khawatir tidak bisa pulang sesuai waktu yang sudah ditentukan. Namun, setelah itu ternyata temannya bisa berangkat ke Lombok sesuai jadwal pendakian awal yang sudah ditentukan yaitu 11 dan 12 Oktober.
"Kami berangkat ke Lombok tanggal 10 Oktober," tuturnya.
Mereka pun melakukan pendakian, tapi pelantun Celengan Rindu itu dan Tim Atap Negeri terjebak angin kencang. Karena tidak bisa berbuat banyak, akhirnya mereka memutuskan berhenti sejenak.
"Memaksakan lanjut untuk muncak, turun atau stay. Kalau memaksakan lanjut saya tidak mau ambil risiko karena anginnya sangat kencang dan takut terjadi apa-apa terhadap tim. Stay itu bukan karena dilama-lamain," jelas Fiersa Besari.
Setelah angin sudah dalam tahap normal mereka kembali melanjutkan pendakian. Atas kesalahan tersebut Fiersa Besari menyampaikan minta maaf+.
"Sekali lagi itu kesalahan dan kebodohan saya karena saya yang memimpin proyek ini, saya yang mengambil keputusan hingga mengakibatkan di-blacklist," katanya.
Sebelumnya, Badan Taman Nasional Gunung Rinjani mencatat sebanyak 1906 pendaki telah melanggar SOP.
Kepala Seksi Wilayah I BTNGR Teguh Rianto mengatakan, dicoretnya nama Fiersa Besari lantaran ada yang janggal dalam proses check in dan check out.
Menurutnya, Fiersa Besari diduga membeli dua tiket pendakian dengan durasi pendakian selama empat hari. Dia membeli dua tiket yang seharusnya di hari kedua sudah turun melakukan check out terlebih dahulu.
"Harusnya turun di hari kedua, terus bisa check in lagi. Tapi ini nggak, di hari ketiga dia check in padahal masih di atas, barulah di hari keempat dia check out," jelas Teguh.
Teguh menambahkan, ada juga pendaki yang check out secara diam-diam tidak melapor ke pos penjagaan serta ada 11 orang yang telah dibuka blokirnya.
Komentar