Jumat, 17 Mei 2024 | 07:20
NEWS

Padat Karya Tanam Mangrove di Pesisir Utara Jawa

Padat Karya Tanam Mangrove di Pesisir Utara Jawa
(Solopos//Ist)

ASKARA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ikut berperan dalam membantu Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Salah satu fokusnya adalah program kerja Padat Karya Penanaman Mangrove.

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Solo menjadi salah satu unit pelaksana dan penanggung jawab penanaman mangrove, yakni di kawasan pesisir utara Pulau Jawa yang masuk dalam area kerja DAS Bengawan Solo.

Area penanaman seluas lebih dari 300 hektare tersebar di enam desa di dua Kabupaten yakni Lamongan dan Gresik. Setiap lokasi penanaman melibatkan kelompok masyarakat (pokmaswas). Juga menyerap tenaga kerja sebanyak seribuan orang dengan 37.800 HOK.

Kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove dalam rangka PEN diawali pelaksanaannya di Pantai Labuhan, Desa Labuhan, Brondong, Lamongan, Jumat (23/10).

Diserahkan bibit mangrove secara simbolis ke perwakilan pokmaswas dari tiga desa sasaran penanaman mangrove di Kabupaten Lamongan. Disaksikan Kepala BPDASHL Solo Ir. Suratman, kepala Desa Labuhan, dan pejabat dinas terkait.

Padat Karya Penanaman Mangrove melibatkan ratusan orang baik dari BPDASHL Solo, dinas terkait, dan tokoh masyarakat. Juga santri pondok pesantren, pencinta alam maupun masyarakat sekitar.

Salah satu pengurus Pokmaswas Hasil Samudera Ali Muchsin mengatakan, padat karya semacam ini sangat tepat untuk pemulihan ekonomi masyarakat. Karena dapat menyasar masyarakat yang membutuhkan serta mau bekerja keras menanam, merawat dan menjaga mangrove sebagai bagian dari ekosistem kehidupan.

Kepala BPDASHL Solo Suratman memastikan, program penanaman mangrove ini dapat berkelanjutan demi terciptanya ekosistem mangrove yang sehat dan bermanfaat untuk masyarakat khususnya di area DAS Bengawan Solo.

Dia juga berpesan kalau masyarakat ada yang mengetahui jajaran pegawai di BPDASHL yang melakukan kecurangan dapat melaporkan langsung.

Padat Karya Penanaman Mangrove, lanjutnya, berfungsi ganda untuk mengembalikan ekosistem mangrove di pesisir utara Pulau Jawa yang mulai berkurang. Hal ini karena alih fungsi hutan mangrove dan abrasi ombak.

Sebelum penanaman telah dilaksanakan ground checking, diskusi dengan masyarakat, perizinan, bibit, dan sarana prasarana. BPDASHL Solo juga melibatkan stakeholder lain seperti Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Jawa Timur dan Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur.

"Agar Padat Karya Penanaman Mangrove ini bisa terlaksana dengan baik. Kearifan lokal dari masyarakat sekitar pesisir juga ikut diakomodir untuk memaksimalkan persentase hidup dari mangrove yang ditanam," kata Suratman dikutip Solopos. 

Komentar