ASKARA - Aksi penolakan Undang Undang Cipta Kerja yang telah disahkan pemerintah dan DPR, berujung ricuh di sejumlah daerah. Mengakibatkan banyak fasilitas umum yang rusak dan membuat suasana mencekam. 

Mengetahui hal itu, seorang bule bernama Cristina Surya tercengang seraya tidak percaya karena orang-orang Indonesia dikenalnya merupakan pribadi yang baik. Tidak pernah melakukan aksi anarkistis. 
 
"Saya baca berita Omnibus Law, bikin saya sedikit kaget, bagimana, kenapa ini bisa jadi di Indonesia. Soalnya (orang) Indonesia ini bukan anarki. Di mana orangnya yang saya suka ramah," katanya dalam channel YouTube miliknya Mba Tina Bule, yang diunggah Jumat (9/10).

Mba Tina sapaan akrabnya, telah tinggal di Indonesia selama 6 tahun. Kini dia menetap di Jakarta bersama keluarganya. Menurutnya, semua negara pasti ada unjuk rasa dan pernah ada masalah. 

"Saya belum pernah lihat (demo) separah ini. Saya selama 6 tahun ini keliling Indonesia, walau kemana pun orangnya sangat baik," cetus Tina. 

Menurutnya, sikap ramah yang dimiliki masyarakat Indonesia dapat membuat negara ini bersatu. Hal itu dinilainya sebagai poin kuat bagi Indonesia. Dalam menyelesaikan masalah pasti bisa ditempuh dengan baik. 

"Indonesia salah satu negara demokrasi kita semua bisa mengekspresikan diri. Tapi melihat marahnya begitu banyak saya jujur kaget banget di mana orang orang itu selalu senyum," ucapnya. 

Tina yang berasal dari Bulgaria ini tidak mau mengomentari lebih jauh terkait UU Cipta Kerja, namun niatnya menyampaikan hal ini ingin menyadarkan semua pihak untuk tidak bersikap anarkis saat menyampaikan aspirasi.   

"Saya tidak ingin bicara Omnibus Law karena itu bukan bidang saya. Cuma mau bilang, ayo kita pikir sebagai orang Indonesia sebagai orang baik. Sebagai orang ramah bukan marah," tegasnya. 

Rancangan Undang-Undang tentang Cipta Kerja (RUU Ciptaker) telah disahkan dalam Rapat Paripurna DPR, Senin (5/10). Sebelumnya, RUU ini disahkan di tingkat I di Badan Legislasi DPR bersama dengan pemerintah yang diwakili Menko Perekonomian dan sejumlah menteri terkait lainnya.