Sabtu, 20 April 2024 | 14:56
OPINI

Sisi Lain Letnan Jenderal TNI (Purn) Terawan Agus Putranto

Sisi Lain Letnan Jenderal TNI (Purn) Terawan Agus Putranto
Letjen TNI (purn) Terawan Agus Putranto saat menjabat Kepala RSPAD Gatot Subroto (Dar Edi Yoga)

Ketika menjadi Kepala RSPAD Gatot Soebroto, dan masih berpangkat Brigadir Jenderal, dokter Terawan Agus Putranto, Sp.Rad (K), RI ditunjuk menjadi Ketua Umum Organisasi International Committee on Military Medicine (ICMM) yang anggotanya terdiri dari para personel kesehatan militer perwakilan dari 117 negara dan berpusat di Bruseel, Belgia. 

ICMM tidak hanya berfungsi sebagai wadah bagi personel kesehatan militer di seluruh dunia saja, tetapi juga mempersiapkan standar operasional prosedur (SOP), memberikan pelatihan kesehatan dan juga fasilitas pendidikan yang berhubungan dengan kesehatan.

Begitu pentingnya koordinasi antarnegara dalam mewujudkan kesehatan yang merata dan memaksimalkan peran militer untuk berbagi situasi kesehatan krisis di dunia terlebih di masa pandemi Covid-19 saat ini.

Di dalam organisasi personel kesehatan militer seluruh dunia ini, Brigadir Jenderal TNI Terawan yang kemudian dinaikan pangkatnya menjadi Mayor Jenderal TNI mempimpin sejumlah dokter atau personel kesehatan militer berpangkat perwira tinggi bintang satu hingga jenderal bintang tiga.

"Saya bintang dua tapi anggota saya di ICMM banyak yang bintang tiga," ujar Terawan ketika saya temui beberapa tahun lalu.

Sekarang dokter Terawan menyandang bintang tiga di pundaknya, kendati belum masuk usia pensiun Dokter Terawan harus purnawira karena menerima jabatan politis sebagai menteri. Selain sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia, saat ini dia juga tercatat sebagai Ketua Kehormatan ICMM dari tahun 2019. Sebelumnya menjadi Ketua ICMM dari tahun 2015-2017.

Dokter Terawan ketika saat masih berdinas aktif merupakan dokter kepresidenan, namanya mencuat karena teknologi cuci otak (brain wash) atau juga disebut brain spa.

Metodenya adalah dengan radiologi intervensi dengan memodifikasi Digital Subtraction Angiogram (DSA). DSA terbukti membantu penyembuhan pasien stroke atau penyumbatan syaraf di otak, dengan cara memperlancar pembuluh darah otak. Metode ini juga sanggup mengurangi risiko paparan radiasi dalam otak pasien hingga 10 kali lipat.

Dengan teknologi tersebut, Dokter Terawan sukses mengobati puluhan ribu pasien stroke baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Teknologi ini bahkan santer di dunia international. Terbukti dengan hadirnya sejumlah pasien petinggi luar negeri yang menjalani treatment ini. Inovasi Dokter Terawan ini juga sudah diakui oleh sejumlah rumah sakit di luar negeri seperti Jerman.

Teknik inipun bisa diaplikasikan dengan cepat. Hanya butuh waktu sekitar 30 menit untuk menghilangkan kelumpuhan akibat penyempitan pembuluh darah otak.

Dokter Terawan sudah melatih banyak dokter sejak belasan tahun terakhir, yang tersebar di berbagai daerah. Dokter yang sudah lulus pelatihan yang diadakannya diberi sertifikat. Tujuannya agar teknik penyembuhan stroke ini bisa disebarluaskan dan membantu lebih banyak pasien.

Dokter Terawan Agus Putranto adalah pribadi yang rendah hati dan selalu siap menolong siapa saja. Saya menyaksikan sendiri bagaimana dia memperlakukan orang di sekitarnya dengan penuh kehangatan tanpa memandang status sosial. Semua disapa dan dilayani dengan baik padahal ada bintang dua di pundaknya. Ini menunjukan dia bekerja dengan sepenuh hati.

Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto mengalami kemajuan yang luar biasa pesat ketika dipimpin oleh Terawan dan pada tanggal 3 Maret 2018 menerima akreditasi dari Joint Comission International (JCI) yang markas pusatnya di Amerika Serikat. Penghargaan bertaraf internasional ini menjadikan RSPAD sebagai satu-satunya RS militer di dunia yang meraih akreditasi internasional tertinggi. Selain itu, RSPAD juga rumah sakit pertama di Indonesia yang lulus standar seri 6 dari JCI.

JCI adalah badan akreditasi internasional untuk bidang kualitas kesehatan yang telah mengakreditasi lebih dari 21.000 organisasi dan program perawatan kesehatan AS dan mengakreditasi layanan medis di seluruh dunia. Lembaga ini pun diakui oleh mayoritas pemerintah negara bagian AS.

Ditangan dinginnya, RSPAD selalu meraih keuntungan sehingga keuntungan itu dapat digunakan menambah dan memperbaiki seluruh fasilitas kesehatan di rumah sakit yang memiliki peralatan terlengkap di Indonesia tanpa menggunakan dana APBN. 

Dia ingin membangun RSPAD menjadi rumah sakit terbesar dan modern sehingga dapat menjadi pusat pengobatan nasional. Tentunya ini proyek besar yang menggiurkan bagi para cukong yang ingin meraih keuntungan.

Selama memimpin RSPAD dokter Terawan sudah banyak memberi sanksi hingga memecat bawahan yang bekerja tidak benar dan ketahuan bermain proyek karena dia tidak ingin RSPAD diatur oleh para cukong yang mencoba meraih keuntungan dari RS yang dipimpinnya.

Kini ketika memimpin kementerian kesehatan, dokter Terawan pun harus kembali berjuang membenahi curat marut sistem kesehatan di negeri ini. Terutama ketika Covid-19 melanda seantero negeri, dimana hoax bermunculan, dimana para mafia kesehatan berpesta pora, dimana media pun ikut membuat gaduh negeri ini.

Dalam diam, Letnan Jenderal TNI Punawirawan Terawan A.P tetap bekerja memberikan yang terbaik untuk negeri ini. Baginya hidup ini harus penuh berkat, baik bagi sesama, bagi bangsa dan negara, dan terutama bagi Tuhan, karena dia menyadari sebagai hamba Tuhan harus siap melayani.


Dar Edi Yoga
Penasehat/Pendiri Beranda Ruang Diskusi

Komentar