Jakarta Kembali ke PSBB, Anies Gagal Total
ASKARA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengumumkan bahwa Jakarta Senin, 14 September 2020 kembali ke PSBB awal. Jakarta kembali ke PSBB awal itu bukti Anies Baswedan gagal total. Keputusan kembali ke PSBB awal itu sama saja Anies sudah menyerah dan melempar handuk putih ke tengah arena kota Jakarta. Apakah kita masih mau dengan gubernur yang gagal total dan sudah menyerah?
Barusan saja gubernur Jakarta, Anies Baswedan mengumumkan bahwa Jakarta kembali ke Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ya, Jakarta kembali ke PSBB berdasarkan Pergub 80 tahun 2020 seperti bulan Maret-Juni 2020 lalu. Berarti Jakarta mengalami kemunduran dan tambah parah kondisi pandemi Covid-19-nya. Siapa yang parah? Tentunya gubernurnya Jakarta, Anies Baswedan yang parah. Anies membuat Jakarta mundur dan gagal total dalam menangani pandemi Covid-19.
Dalam jumpa pers tadi siang juga, Anies mengatakan bahwa tidak mungkin ekonomi berkembang jika kesehatan tidak terbangun. Anies mengatakan bahwa masyarakat Jakarta harus kompak dengan Pemprov Jakarta. Melalui dua pernyataan itu, Anies mau menunjukkan bahwa dialah yang paling benar dan tidak bersalah dalam situasi Jakarta parah pandemi Covid-19 seperti sekarang.
Anies mau mengatakan, sikap pemerintah pusat yang mau mengedepankan soal ekonomi itu salah. Anies mau mengatakan dan membius publik bahwa dia orang baik yang mendahulukan kesehatan publik bukan semata ekonomi. Nah, untuk itu juga Anies menunjukkan bahwa Jakarta tambah parah sekarang ini karena masyarakatnya tidak kompak dengan Pemprov, tidak pakai masker dan tidak sering cuci tangan.
Anies membuat Jakarta kembali PSBB awal seolah dia sudah bekerja pada saat itu. Padahal saat PSBB awal, Maret hingga Juni 2020 Anies Baswedan hanya sibuk jumpa pers dan menyalahkan warga Jakarta. Sibuk melawan dan membuat kebijakan tambahan yang bertentangan dengan upaya penanganan pandemi Covid-19 dari pemerintah pusat.
Kenyataan di lapangan Anies bersama aparat Pemprov Jakarta tidak ada kerja penegakkan penerapan PSBB. Masuk ke periode PSBB Transisi bukan berarti PSBB awal sudah dijalani dengan baik. Begitu Jakarta masuk ke PSBB Transisi ternyata terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 melebih 1.000 hariannya di Jakarta. Tingginya angka lonjakan Covid-19 di Jakarta saat PSBB Transisi itu membuktikan bahwa proses PSBB awal tidak kuat dan asal jalan tanpa pengawasan serta tanpa penegakan.
Mulai Senin 14 September 2020, Anies kembali menerapkan PSBB awal di dengan fondasi sama. Maka akan sangat berat Jakarta bisa sehat dan lepas dari tingginya penyebaran Covid-19.
Pengalaman 7 pandemi Covid-19 di Jakarta menunjukkan, bahwa kota ini berjalan tanpa ada kepemimpinan dalam menangani masalah pandemi. Sebaiknya pihak pemerintah pusat lakukan dulu evaluasi terhadap pelaksanaan PSBB awal dan PSBB Transisi yang enam bulan ini katanya Anies dijalankan di Jakarta. Juga pemerintah harus melakukan pengawasan ketat terhadap pelaksanaan PSBB di Jakarta agar dijalankan secara baik dan sesuai protokol kesehatan.
Sebaiknya, Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 mengawal dan menempel atau lakukan pengawasan melekat terhadap Pemprov Jakarta dalam pelaksanaan PSBB. Jika pemerintah pusat lepaskan Pemprov Jakarta lagi tanpa pengawasan melekat maka akan terulang lagi dan Jakarta jatuh dalam pandemi Covid- 19 berkepanjangan dan tambah parah dan rakyatlah terus yang jadi korban.
Jakarta, 13 September 2020
Azas Tigor Nainggolan
Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA)
Komentar