Pendaki Berjubel Ingin Naik Gunung Lawu, Fiersa Besari: Ke Gunung Nyari Damai, Bukan Ramai
ASKARA - Sebagian masyarakat ada yang tidak bisa menahan diri untuk berlibur, sebagian lagi masih khawatir karena pandemi Covid-19. Tempat wisata alam menjadi pilihan yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
Beberapa waktu lalu, video yang memperlihatkan para pendaki berjubel yang akan naik ke Gunung Lawu viral di media sosial.
Lewat video yang dibagikan oleh akun Twitter @sociogeeks_ tampak para pendaki membanjiri pintu masuk pendakian Gunung Lawu jalur Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur pada Minggu (16/6) kemarin.
Musisi dan penulis Fiersa Besari menanggapi perihal video viral Gunung Lawu diserbu para pendaki tersebut. Pria yang hobi naik gunung itu berpendapat para pendaki tidak perlu berdesak-desakan.
Terlebih memaksakan diri untuk bisa merayakan Hari Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia di puncak gunung. Mengingat hal itu terlalu bersiko pada pendaki dan kelestarian alam.
"Enggak perlu memaksa desak-desakan. 17-an bisa di kota masing-masing. Selain membahayakan satu sama lain, juga membahayakan kelestarian alam," kata Fiersa dalam akun Twitter miliknya baru-baru ini.
Pelantun Celengan Rindu itu mengemukakan bahwa memaknai dan merayakan hari kemerdekaan bisa dari rumah masing-masing. Meski tanpa perayaan besar-besaran, tapi masih terasa khidmat.
"Kawan, bendera yang kau kibarkan di halaman rumahmu sudah jadi bukti rasa cinta pada negeri. Toh puncak gunung enggak akan ke mana Smiling face with smiling eyes," tutur Fiersa.
Dia membagikan pengalamannya selama ini bahwa sudah dari 2014 lalu tidak mendaki gunung komersil untuk memperingati 17 Agustus. Jika harus beraktivitas ke alam bebas, pilihannya gunung yang masih sepi.
"Biasanya gunung kurang terkenal atau bumi perkemahan. Saya sendiri ke gunung nyari damai, bukan ramai. Tapi, ya tiap orang beda niatan," cetusnya.
Tentu dia sadar sebagai pegiat alam bebas yang notabene membuat dokumenter naik gunung, memiliki tanggung jawab untuk mengingatkan pegiat alam lainnya.
"Pengibaran bendera di gunung sebagai bentuk nasionalisme itu enggak salah kok. Kalau enggak beramai-ramai dan enggak pandemi. Tapi situasinya berbeda. Kita sedang diwajibkan untuk jaga jarak," imbuh Fiersa.
Musisi asal Bandung, Jawa Barat itu mengingat pentingnya mematuhi protokol kesehatan ketika beraktivitas di luar rumah. Sebagai salah satu cara untuk memutus penyebaran virus corona.
"Mau itu di gunung, di stasiun, di rumah Kang Somad, tetap harus mematuhi protokol yang berlaku. Ingat, merdeka enggak ada artinya kalau enggak disertai rasa tanggung jawab pada sesama dan lingkungan. Gitu ya," tandas Fiersa.
Komentar