Kamis, 18 April 2024 | 14:26
NEWS

Anies: Kami Tidak Akan Tutupi Jumlah Kasus Covid-19

Anies: Kami Tidak Akan Tutupi Jumlah Kasus Covid-19

ASKARA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menekankan bahwa pihaknya tidak ingin menampilkan grafik palsu yang menunjukkan turunnya angka penyebaran Covid-19 di ibu kota.

Seperti diketahui, hingga Jumat (24/7) kasus positif di Jakarta berjumlah 18.365 dengan penambahan sebanyak 297 kasus dari hari sebelumnya. Dari seluruh kasus positif, terdapat 11.552 orang atau 63 persen yang sudah dinyatakan sembuh, sebanyak 6058 orang masih dirawat atau melakukan isolasi diri dengan angka positivity rate 5,2 persen. Sementara meninggal dunia 755 orang atau dengan fatality case 4,1 persen.

"Nilai positivity rate kita adalah 5,2 persen, ini di bawah angka rata-rata nasional sebesar 12,3 persen. Ini menunjukkan bahwa nilai positivity rate di Jakarta itu sedikit di atas rekomendasi ideal WHO yaitu lima persen atau di bawahnya, tapi ini masuk jauh di bawah batas maksimal yang pernah disampaikan WHO yaitu 10 persen," jelas Anies dalam Youtube Pemprov DKI yang diunggah Jumat malam.

Meski masih jauh dari batas maksimal yang ditetapkan WHO namun Anies mewaspadai posivity rate dengan tingkat 4,8 persen, 5,2 persen dan 5,9 persen dengan langkah meningkatkan kemampuan testing dan gencar melakukan active case finding guna menemukan kasus-kasus positif.

Active case finding diketahui berkontribusi 30 persen menemukan kasus positif Covid-19 dari yang dilakukan puskesmas, sementara itu sisanya dikontribusikan dari passive case finding yang berasal dari orang-orang yang datang ke rumah sakit, orang yang datang ke klinik dan yang memiliki gejala.

Dengan ini Anies menyimpulkan bahwa meskipun active case finding ini ikut menaikkan grafik kasus positif namun dalam upaya yang dilakukannya bukahlah untuk menurunkan grafik kenaikan Covid-19.

"Tapi saya perlu tegaskan sekali lagi bahwa tujuan kita tidaklah untuk menurunkan grafik karena tujuan kita bukan menurunkan grafiknya. Tapi kita ingin senyatanya menghentikan penularan di lapangan. Karena itu, bila Jakarta hanya dinilai dari satu parameter saja yaitu penambahan kasus positif tanpa melihat kasus yang lain lalu dianggap bahwa Jakarta kasusnya tambah bagi kami itu bukan masalah," tutur Anies.

Anies menyebut bahwa pihaknya tidak ingin memberikan data palsu dan mengurangi jumlah tes sehingga menampilkan jumlah terinfeksi Covid-19 yang minim. Justru jika hal tersebut dilakukan maka penyebaran Covid-19 semakin tinggi khususnya dari orang yang tidak memiliki gejala apapun.

"Karena kami tidak akan menutup-nutupi jumlah kasus dan kami tidak akan mengurangi jumlah tes, melambatkan jumlah tes hanya sekadar untuk memberikan kesan angkanya turun. Kita justu lebih meningkatkan testing menjangkau masyarakat karena kita ingin menemukan lebih banyak mereka yang selama ini berada di luar, berkegiatan padahal sudah menjadi carrier," papar Anies.

Komentar