Senin, 29 April 2024 | 06:13
NEWS

Analisis BMKG Pasca Gempa di Berau Kaltim, Warga Diingatkan Waspada

Analisis BMKG Pasca Gempa di Berau Kaltim, Warga Diingatkan Waspada
ShakeMap Tanjung Redeb (Dok BMKG)

ASKARA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menganalisis gempa bumi bermagnitudo 4.0 yang terjadi di sebagian wilayah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur pukul 10.42.54 WITA, Kamis (16/7). 

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, episenter gempa tersebut terletak pada koordinat 1,85 LU dan 117,39 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 36 kilometer arah Baratdaya Tanjung Redeb, Kalimantan Timur, dengan kedalaman 10 kilometer.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa gempa ini termasuk dalam klasifikasi gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif. Diduga pembangkit gempa ini adalah Sesar Mangkalihat yang menerus ke arah Baratlaut," ujar Daryono. 

Berdasarkan laporan masyarakat, gempa ini dirasakan di wilayah Tanjung Redep, Teluk Bayur, dan Labanan di Kabupaten Berau dalam skala intensitas II-III MMI, diskripsi atas gempa ini adalah getaran, benda-benda ringan yang digantung turut bergoyang, seperti getaran truk yang melintas. Meskipun begitu belum ada laporan adanya dampak kerusakan akibat gempa ini.

Berdasarkan hasil kajian Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN) pada 2017, Sesar Mangkalihat termasuk sesar aktif yang memiliki magnitudo tertarget mencapai M=7,0 dengan laju pergeseran 0,5 milimeter per tahun. 

Sesar Mangkalihat sendiri merupakan salah satu sesar aktif yang patut diwaspadai di Kalimantan.

"Berdasarkan hasil skenario model guncangan gempa berkekuatan M 7.0 dengan sumber gempa Sesar Mangkalihat pada kedalaman 10 kilometer, maka terdapat beberapa wilayah yang dapat terdampak guncangan signifikan," terang Daryono.

Berdasarkan catatannya, wilayah Balikpapan dapat terdampak guncangan dengan intensitas III-IV MMI dan Samarinda dapat terdampak guncangan gempa dengan intensitas V MMI.   

Sementara untuk daerah yang dekat dengan sumber gempa dapat terdampak guncangan mencapai skala intensitas VII-VIII MMI yang artinya berpotensi terjadi kerusakan tingkat sedang hingga berat.

Secara geologi dan tektonik, di wilayah Provinsi Kalimatan Timur terdapat tiga struktur sesar sumber gempa yakni Sesar Maratua, Sesar Mangkalihat, dan Sesar Paternoster.

"Hasil monitoring kegempaan oleh BMKG terhadap Sesar Maratua dan Sesar Mangkalihat di wilayah Kabupaten Berau dan Kabupaten Kutai Timur menunjukkan masih aktif. Tampak dalam peta seismisitas pada dua zona sesar ini aktivitas kegempaanya cukup tinggi dan membentuk klaster sebaran pusat gempa yang berarah barat-timur," ungkapnya.

BMKG mencatat setidaknya sudah 7 kali gempa signifikan dan yang merusak dan berkaitan dengan aktivitas sesar aktif cukup banyak, yakni Gempa dan Tsunami Sangkulirang pada 14 Mei 1921 yang menimbulkan kerusakan sedang hingga berat mencapai VII-VIII MMI.

Gempa kuat ini diikuti tsunami yang mengakibatkan kerusakan di sepanjang pantai dan muara sungai di Sangkulirang, Gempa Tanjung Mangkalihat pada 16 November 1964, berkekuatan M=5,7, Gempa Kutai Timur pada 4 Juni 1982, berkekuatan M=5,1,

Kemudian Gempa Muarabulan, Kutai Timur pada 31 Juli 1983, berkekuatan M=5,1, Gempa Mangkalihat pada 16 Juni 2000, berkekuatan M=5,4, Gempa Tanjungredep pada 31 Januari 2006 berkekuatan M=5,4 dan Gempa Muaralasan, Berau pada  24 Februari 2007, berkekuatan M=5,3.

"Gempa Berau yang terjadi tadi pagi menarik untuk dicermati. Kita dapat diambil pelajaran bahwa catatan gempa signifikan tersebut di atas dapat mengalami pengulangan karena sifat gempa yang memiliki periode ulang. Dengan demikian, daerah yang pernah mengalami gempa kuat pada masa lalu dapat kembali terjadi pada masa yang akan datang," papar Daryono.

Sebagai upaya mitigasi bencana, wilayah yang memiliki catatan sejarah gempa pada masa lalu, disarankan BMKG wajib membangun bangunan tahan gempa serta mengedukasi warganya bagaimana cara selamat saat terjadi gempa.

"Ini penting sebagai upaya kesiapsiagaan dalam menghadapi kejadian gempa berikutnya," tandasnya.

Komentar