Minggu, 19 Mei 2024 | 18:33
NEWS

Pandemi Covid-19 Berisiko Tinggi Terhadap Gizi Anak

Pandemi Covid-19 Berisiko Tinggi Terhadap Gizi Anak
Pakar Nutrisi UNICEF Sri Sukotjo. (Dok. BNPB)

ASKARA - Persoalan stunting harus menjadi perhatian serius pemerintah. Karenanya perlu asupan gizi seimbang untuk semua anak usia di bawah lima tahun (balita). 

Mengingat kondisi ini berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian seorang anak.

Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek pada usianya. Penyebabnya juga bisa disebabkan banyak faktor. 

Menurut Pakar Nutrisi UNICEF Sri Sukotjo, sebelum ada pandemi Covid-19, status gizi anak balita di Indonesia belum optimal. Tercatat satu dari tiga anak Indonesia atau sekitar tujuh juta balita mengalami stunting. 

"Kemudian wasting sekitar dua juta balita. Jadi memang status gizi kita belum optimal," ujarnya dalam dialog bertajuk Food Safety di Masa Adaptasi Pandemi Jadi Kunci Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (3/6).

Dengan munculnya pandemi Covid-19, angka-angka tersebut sangat memungkinkan terjadi. Tentu lebih berisiko besar. 

"Sangat tinggi. Jadi karena posyandu terjadi distrupsi. Ini sangat berisiko tinggi terhadap anak-anak tersebut keadaan gizinya menjadi turun. Itu yang sangat mengkhawatirkan kami," ujar Sri. 

Dia meminta masyarakat khususnya orang tua benar-benar memperhatikan asupan gizi anak seimbang selama pandemi dengan makanan empat sehat lima sempurna.

"Jadi dalam satu piring makanan ada makanan pokok kemudian ada buah dan sayur, ada juga lauknya sendiri. Asupan buah dan sayur harus diperbanyak karena mengandung vitamin C dan E yang meningkatkan imunitas kita," jelas Sri.

Maka itu, UNICEF pun membantu Kementerian Kesehatan dalam membuat layanan gizi pada masa pandemi dan saat penerapan new normal nanti. 

Masalah stunting masih menjadi persoalan serius yang harus mendapat perhatian seluruh pihak. Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, angka stunting balita Indonesia mencapai 30,8 persen. Sementara berdasarkan data persentase penderita stunting di Indonesia telah mencapai 27,67 persen per Oktober 2019.

"Jadi memastikan anak-anak di daerah itu mendapatkan haknya untuk mendapatkan gizi terbaik," demikian Sri.

Komentar