Minggu, 19 Mei 2024 | 03:19
NEWS

Biasakan Protokol Kesehatan dalam Normal Baru

Biasakan Protokol Kesehatan dalam Normal Baru
Ilustrasi mencuci tangan. (Dok. Shutterstock)

ASKARA - Pemerintah meminta masyarakat semakin disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam pencegahan virus corona (Covid-19).

Masyarakat diimbau agar protokol kesehatan itu menjadi kebiasaan baru dalam penerapan tatanan hidup baru alias normal baru alias new normal. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, hal tersebut ditekankan lantaran hingga saat ini vaksin untuk Covid-19 masih belum ditemukan. Tidak ada cara lain selain melindungi diri melalui kedisplinan menerapkan protokol kesehatan.

"Kita semuanya sedang menunggu bagaimana perkembangan pembuatan vaksin yang dilaksanakan oleh para ahli di seluruh dunia agar kita bisa memberikan kekebalan buatan untuk melawan Covid-19. Namun sampai saat ini kita masih belum tahu secara pasti kapan vaksin ini akan bisa dibuat," ujarnya di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (29/5).

Yurianto meminta masyarakat tidak menyerah dalam perang melawan wabah Covid-19. Karenanya, protokol normal baru tengah disiapkan agar produktivitas bisa tetap dilaksanakan.

"Tentunya dengan pengaturan-pengaturan, tentunya dengan skala prioritas dan tentunya dengan norma-norma yang baru. Inilah yang kemudian sekarang ini kita rumuskan bersama tentang bagaimana normal yang baru, tentang bagaimana kenormalan yang baru atau sering kita sebut sebagai new normal," jelasnya.

Dengan normal baru, para pelajar bisa kembali bersekolah seperti biasa, termasuk yang bekerja. Namun ada syarat mutlak harus dilakukan agar aman dari Covid-19.

"Oleh karena itu, adalah menjadi budaya yang harus mulai kita tanamkan sejak sekarang untuk membiasakan hal-hal yang kemudian bisa mengurangi risiko tertular Covid-19," kata Yurianto.

Salah satu yang terpenting adalah penggunaan masker. Sebab, penularan penyakit dari orang sakit ke orang yang sehat adalah melalui saluran pernapasan.

"Ditularkan melalui dropletnya, percikan-percikan ludah yang kecil dari seseorang yang sakit manakala dia bicara, manakala dia batuk, manakala dia bersin ke sekitarnya. Dan ini Apabila kemudian tidak dihalangi oleh masker maka akan terhirup oleh orang lain. Inilah yang kemudian bisa menyebabkan terjadinya pencemaran," jelas Yurianto.

Dia menambahkan, percikan droplet bisa sampai dengan jarak satu meter. Untuk itu, menjaga jarak sampai dua meter adalah sikap yang paling bijak dan tepat. Selain itu, menggunakan masker bukan hanya untuk kepentingan agar tidak tertular virus namun juga menjaga orang di sekitar.

"Mari kita jadikan sebuah pola hidup yang baru, kita jadikan kebiasaan yang baru. Sehingga kita bisa produktif dengan cara menggunakan masker, menjaga jarak aman dari orang lain kemudian rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Di samping secara alami kita juga harus menjaga imunitas kita dengan menyeimbangkan antara kebutuhan aktivitas dengan istirahat, antara kebutuhan energi yang dibutuhkan dengan nutrisi yang kita masukkan harus seimbang, harus paling bagus," demikian Yurianto. 

Komentar