Jumat, 10 Mei 2024 | 06:25
NEWS

Ketua Dewan Pers: Kualitas Kemerdekaan Pers Harus Ditingkatkan

Ketua Dewan Pers: Kualitas Kemerdekaan Pers Harus Ditingkatkan
SMSI menggelar webinar memperingati Hari Pers Internasional. (Dok. SMSI)

ASKARA - Kualitas kemerdekaan pers harus ditingkatkan. Kemerdekaan pers bukanlah untuk kepentingan pers itu sendiri melainkan juga untuk demokrasi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ketua Dewan Pers Prof. Dr. Muhammad Nuh mengatakan hal tersebut dalam webinar yang diselenggarakan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dalam memperingati Hari Kebebasan Pers se-Dunia pada Jumat (8/4) yang diikuti para pengurus SMSI dari seluruh provinsi. 

Webinar yang dipandu moderator Ervik Ari Susanto itu juga menghadirkan pembicara Wakil Ketua Dewan Penasehat SMSI Dr. Ir. M Hatta Radjasa dan Ketua SMSI Pusat Firdaus.

Menurut M. Nuh, untuk meningkatkan kemerdekaan pers tentunya harus ditopang oleh kompetensi, integritas, perlindungan, dan kesejahteraan. Bagaimana mungkin pers merdeka kalau tidak ada perlindungan dan kesejahteraan. 

"Bisa-bisa tidak ada yang meliput berita. Lalu siapa yang memberitakan pembangunan dan pengumuman pemerintah untuk bangsa ini kalau pers kita tidak berdaya," jelasnya sekaligus mengingatkan unsur pers harus dibantu oleh pemerintah di masa Pandemi Covid-19.

Hatta Radjasa juga mengingatkan pemerintah di masa pandemi Covid-19 supaya memberi stimulus kepada usaha kecil dan menengah, termasuk usaha bidang pers. Karena tidak semua perusahaan pers itu usaha besar. 

"Jangan sampai ada pengecualian. Semua harus dibantu," katanya.

M. Nuh menjelaskan bahwa pers merupakan pilar demokrasi. Maka tidak boleh ada celah untuk melemahkan kemerdekaan pers. 

"Kita justru harus meningkatkan kemerdekaannya untuk membangun negara yang kita banggakan dan kita cintai ini," ujarnya. 

Kemerdekaan pers juga bermakna sangat penting untuk kemanusiaan, dan pembangunan bangsa dan negara. Dalam tugas pers terdapat unsur pendidikan yang mencerahkan, pemberdayaan, dan hiburan. Bahkan ada peran kontrol sosial. 

"Jangan lupa ini pers, kontrol sosial," kata M. Nuh.

Dalam kesempatan tersebut, M Nuh mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada SMSI yang ikut mengupayakan dan membuka kesadaran masyarakat mengenai pentingnya peningkatan kualitas kemerdekaan pers seperti melalui penyelenggaraan webinar.

Webinar sendiri dirancang oleh SMSI untuk menggantikan acara peringatan Hari Pers Internasional yang batal diselenggarakan di Jakarta karena Pandemi Covid-19.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum SMSI Firdaus melaporkan perkembangan keanggotaan SMSI di seluruh Indonesia. 

"Sekarang ini alhamdulillah keanggotaan SMSI sudah mencapai 672 perusahaan media siber. Secara administrasi semua sudah clear," jelasnya.

Dalam waktu dekat, SMSI memiliki newsroom bersama dengan anggota dari perusahaan-perusahaan media di Tanah Air. 

"Jadi SMSI di sini membangun kebersamaan," kata Firdaus. 

M. Nuh menambahkan, saat ini pers Indonesai sedang dalam uji ketahanan sistem. 

"Bagaimana kita bisa bertahan hidup, bagaimana kita bisa nyalip di tikungan ketika semua sedang mengerem. Ini penting buat SMSI yang tengah mengeksplorasi cyber space dan membangun kebersamaan dengan filosofi The Power of We," tandasnya.

Komentar