Minggu, 05 Mei 2024 | 10:13
NEWS

PHK Massal Pabrik Sepatu di Banten Bukan karena Bangkrut

PHK Massal Pabrik Sepatu di Banten Bukan karena Bangkrut
Tangkapan layar video PHK massal ribuan tenaga kerja pabrik sepatu di Banten. (Industry)

ASKARA - Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terus terjadi di industri manufaktur. Baru-baru ini, viral video PHK massal di pabrik sepatu yang berada di Banten yaitu PT Shyang Yao Fung.

Dalam video tersebut, manajemen PT Shyang Yao Fung memberitahukan kepada seluruh karyawan bahwa perusahaan akan melaksanakan PHK massal terhadap semuanya. PHK massal tersebut akan dilakukan secara bertahap.

Tahap pertama dilakukan pada 13 Mei terhadap kurang lebih 1800 karyawan sedangkan tahap kedua tanggal 14-20 Mei terhadap sisa dari jumlah karyawan.

Dalam video yang beredar, manajemen berdalih PHK massal ini adalah salah satu langkah perusahaan dalam rangka menambah daya saing atau persaingan bisnis serta pengembangan usaha dengan cara membuka fasilitas perusahaan yang lebih besar di Brebes, Jawa Tengah.

Terkait hal tersebut, Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) angkat bicara. 

Menurut Aprisindo, PT Shyang Yao Fung sudah melaporkan ke asosiasi terkait PHK massal karena harus relokasi pabrik dari Kota Tangerang ke Brebes.

"Kalau bahasa di media sosial kan ditutup ya, di-PHK semua. Tapi itu kan enggak menutup kemungkinan nanti akan ada karyawan yang dibawa. Bisa saja dari Banten ikuti prosedur baru tapi penyesuaian kondisi di Brebes. Terutama soal gaji dan UMK (Upah Minimum Kota)," jelas Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakri, Kamis (30/4).

Dijelaskan Firman, faktor upah murah menjadi alasan kuat banyaknya pabrik sepatu yang relokasi dari Banten dan Jawa Barat ke wilayah Jawa Tengah. 

Meski merencanakan adanya rekrutmen baru dari warga setempat, namun banyak juga perusahaan yang membawa orang kepercayaan di tempat sebelumnya untuk kembali bekerja di tempat baru.

"Tentu nggak semua. Rata-rata pabrik di Jateng untuk perluasan, mereka investasi baru, PT baru, di sana sebagian manajemen diambil dari Banten. Sebagian dari Banten diambil, misalnya untuk supervisor. Standar pabrik kan nggak mau totaly baru," tutup Firman. (industry)

Komentar