Jumat, 17 Mei 2024 | 18:53
NEWS

Tidak Terpengaruh Corona, Petani Panen Padi dan Jagung

Tidak Terpengaruh Corona, Petani Panen Padi dan Jagung
Tanaman jagung siap panen di Kabupaten Grobogan. (Dok. Kementan)

ASKARA - Kementerian Pertanian bersama pemerintah daerah menjamin stok pangan beras dan jagung aman, walaupun seluruh masyarakat di dunia saat ini was-was dengan pandemi virus corona (Covid-19) yang makin meluas. 

Terbukti, Kabupaten Grobogan, salah satu penyangga pangan Provinsi Jawa Tengah pada bulan April ini melangsungkan panen padi dan jagung.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan Edhie Sudaryanto mengatakan, luas panen padi Kabupaten Grobogan pada bulan April 4.454 hektare dengan harga gabah kering panen Rp 4.000 sampai Rp 4.500 per kilogram. Sementara luas panen jagung di bulan Maret 1.954 hektare dan April seluas 983 hektare.

"Harga padi dan jagung di daerah ini sangat menguntungkan petani. Harga jagung Rp 4.000 per kilogram untuk jagung pipilan kering. Kualitas jagung yang dihasilkan sangat bagus sehingga harga jagung di tingkat petani membuat petani tersenyum, padahal di tengah wabah Covid-19. Ini karena kinerja pemerintah saat ini, khususnya Kementerian Pertanian yang konsisten mendorong produksi dan menjamin harga," paparnya.

Lebih lanjut Edhi menjelaskan stok beras dan jagung mencukupi kebutuhan lima bulan ke depan. Beras aman sampai September 2020. Stok beras di gudang Bulog Purwodadi hingga saat ini sebanyak 4.726 ton. Harga beras medium rata-rata Rp 9.000 per kilogram.

"Stok pangan khususnya beras di Kabupaten Grobogan hingga September 2020 aman. Jangan khawatir akan adanya virus corona. Produksi padi petani Grobogan mencukupi kebutuhan masyarakat," tutur Edhie.

Selain beras, kebutuhan pakan ternak pun tercukupi, bahkan jagung Grobogan menjadi salah satu penyangga Jawa Tengah. Edhie juga menambahkan produksi jagung di Kabupaten Grobogan sangat besar, di mana menyumbang 22,7 persen dari produksi jagung Jawa Tengah dan 2,8 persen dari produksi jagung nasional.

Hal ini sejalan dengan yang seruan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terkait tanggung jawab penyediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementan dan semua pelaku pembangunan pertanian.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi juga menegaskan bahwa masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa.

"Meskipun saat ini negara kita diserang wabah Covid-19 tetapi petani tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen. Ini membuktikan pertanian tidak berhenti," tambah Dedi. (jpnn)

Komentar