Minggu, 19 Mei 2024 | 04:07
NEWS

Revitalisasi TIM Sudah 15 Persen, Planetarium Tak Akan Disentuh

Revitalisasi TIM Sudah 15 Persen, Planetarium Tak Akan Disentuh
Direktur Operasional Jakpro, Muhammad Taufiqurrachman memberikan keterangnnya di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat saat mengahadiri acara Hari Peduli Sampah Nasional jatuh pada 21 Februari 2020 (Dhika Alam Noor/Askara)

ASKARA - Proyek revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM) di Cikini, Jakarta Pusat, masih terus berlangsung. Pihak Jakarta Propetindo (Jakpro) menyampaikan ada beberapa tahapan untuk proses pengerjaannya dan bakal selesai pada Juni 2021. 

Direktur Operasional Jakpro, Muhammad Taufiqurrachman menyampaikan, untuk pengerjaan semua tahapan sudah berjalan 15 persen. Tahap pertama revitalisasi dimulai dari area pintu masuk, Masjid Amir Hamzah, dan Gedung Perpustakaan.

"Yang sudah dibangun saat ini adalah untuk area parkir, pondasi untuk perpustakaan dan pusat dokumentasi H.B. Jassin, kemudian Masjid Amir Hamzah," ujar Muhammad Taufiqurrachman di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (19/2).

Untuk tahap pertama, telah beroperasi pada Desember 2019. Sementara gedung perpustakaan mulai beroperasi setahun berikutnya pada Desember 2020. Tahap kedua dimulai Januari 2020. Ada Wisma TIM, asrama mahasiswa dan seniman yang selesai Juni 2021.

Tahap ketiga, PT Jakpro yang semula akan merevitalisasi gedung Planetarium, ternyata tidak. Mereka hanya merevitalisasi bangunan yang sudah lama. 

"Tidak, jadi satu-satunya cagar budaya yang ada di area TIM adalah Planetarium. Jadi kita tak akan sentuh apapun di situ. Yang akan kami sentuh adalah bangunan yang sudah lama tidak layak dan itu berisiko terhadap keamanan," ungkapnya.

Sebab, saat ini ada 14 item yang akan direvitalisasi. Misalnya kursi tidak layak, tata cahaya, kemudian AC, dinding bocor dan banyak kotoran toilet mampet. 

"Itu yang sangat tidak layak untuk pentas para seniman. Itu yang kita bersihkan kita bangun kembali," ungkapnya. 

Pihaknya juga menegaskan, tidak akan membangun hotel di kawasan pusat kesenian Jakarta itu. Melainkan wisma untuk para seniman. Terlebih pembahaaan itu sudah dibahas dengan DPRD Jakarta. 

"Iya, yang nggak dibangun yang buat wisatawan itu. Saya kira sudah selesai dibahas di DPRD waktu itu. DPRD sudah memberi masukan supaya tidak dibangun hotel ya kita ikuti apa kata DPRD," ucapnya. 

Komentar