Selasa, 14 Mei 2024 | 19:58
NEWS

Penyintas Tragedi Bom Thamrin Tolak Kepulangan Eks ISIS

Penyintas Tragedi Bom Thamrin Tolak Kepulangan Eks ISIS
Ilustrasi ISIS (Indonesiainside.id)

ASKARA – Kekhawatiran mencuat dari masyarakat Indonesia, khususnya para penyintas dari sejumlah tragedi bom di Indonesia, kekhawatiran tersebut terkait keinginan para eks WNI yang tergabung dalam ISIS dan ingin kembali ke Tanah Air.

Salah satu penyintas tersebut adalah Dwi Siti Rhomdoni. Juru Bicara Komunitas Sahabat Thamrin ini merupakan perempuan yang terkena imbas dari tragedi Bom Thamrin yang terjadi pada 14 Januari 2016 lalu.  

Dwi mengaku, menolak kembalinya para pejuang mantan kombatan Negara Islam Irak dan Suriah ini. Dia menilai, paham radikalisme yang masih kental kemungkinan masih melekat dalam pemikiran eks ISIS tersebut.

"Ya, pribadi tidak setuju jika dipulangkan, paham radikalisme mereka masih sangat keras, mungkin saja sewaktu-waktu bisa melakukan aksi teror bersama lainnya yang masih seideologi dengan mereka," ujar Dwi saat dihubungi Askara, Senin (10/2).

Selain itu, pemerintah juga perlu memikirkan pemulihan secara ekstra bagi para eks ISIS yang ingin kembali ke Indonesia yang dinilainya tentu hal ini memerlukan biaya yang tidak sedikit. Ia pun menyarankan pemerintah lebih baik memikirkan para penyintas di Indonesia.

"Anggaran pemerintah untuk berikan penyuluhan bagi mereka pasti sangat besar dengan berbagai macam fasilitasnya, mending anggarannya diberikan kepada korban-korban bom di Indonesia yang sampai saat ini belum terealisasi hak-haknya," kata dia.

Pemerintah Indonesia juga, menurut Dwi, sebaiknya lebih peduli dengan masyarakat yang setia dan meneguhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Dan perlu diperhatikan juga bahwa yang sudah setia kepada NKRI ini lah yang harus dijaga dengan benar yang memiliki ideologi Pancasila," tuturnya.

Baginya, jika memang kemungkinan Pemerintah Indonesia pada memutuskan untuk menerima para eks ISIS tersebut akan sangat berisiko terhadap masyarakat Indonesia yang berada di Tanah Air.

"Kita tidak tahu track record mereka sudah berbuat kebrutalan atau berbuat sadis seperti apa saja selama bersama ISIS. Coba saja jika itu semua dibawa ke Tanah Air kita, tak sanggup saya membayangkannya," tandasnya.

Untuk diketahui, saat ini Eks ISIS yang berada di Suriah sekitar 600 orang. Permintaan mereka untuk kembali ke Indonesia pun langsung ditanggapi oleh Pemerintah Indonesia di mana saat ini tengah menggodok draf regulasi yang ditargetkan rampung pada bulan Mei dan dilanjutkan dengan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada bulan Juni mendatang. 

Komentar