Indonesia Peringkat Dua Dunia Miskin, Karena Nomor Satu Terlalu Mainstream

ASKARA – Dunia kembali dikejutkan dengan prestasi cemerlang Indonesia yang sukses menempati posisi ke-2 dalam ajang World Poverty Championship 2025. Meski gagal menjadi juara pertama, capaian ini dianggap sebagai hasil kerja keras kolektif seluruh elemen bangsa yang tetap setia hidup susah dalam semangat gotong-royong.
Zimbabwe, negara yang baru merdeka tahun 1980, tampil trengginas dengan inflasi tak terkendali, pengangguran merajalela, dan mata uang yang bisa dipakai jadi kertas kado. Sementara Indonesia, meski merdeka sejak 1945, tak menyerah dan terus melaju lewat kombinasi kebijakan tambal sulam, subsidi yang lebih sering jadi wacana, serta konser amal tiap musim pemilu.
“Ini bukan kekalahan, ini strategi,” ujar Juru Bicara Kementerian Keadaan, sambil menolak menjawab pertanyaan wartawan soal data BPS. “Kami sengaja kasih Zimbabwe menang, biar mereka senang dulu. Tahun depan, kita rebut kembali takhta kemiskinan dunia!” imbuhnya dengan penuh semangat dan sedikit bau bensin eceran.
Masyarakat pun menyambut prestasi ini dengan penuh semangat prihatin. Para netizen ramai-ramai mengunggah ucapan selamat di media sosial dengan tagar #MiskinTapiBangga dan #DuaTapiDibicarakan. Sementara itu, tukang ojek, buruh harian, dan pegawai honorer tetap bekerja keras demi menjaga posisi Indonesia di papan atas klasemen dunia kemiskinan.
Di akhir konferensi pers, pemerintah mengumumkan rencana besar: Program Nasional Bertahan Hidup (PNBH), yang akan memberikan pelatihan cara menahan lapar sambil tersenyum. "Karena di negeri ini, yang penting bukan makan, tapi tetap bahagia meski perut keroncongan," tutup pejabat tersebut sambil memberikan pose dua jari ke kamera.
Komentar