Sabtu, 07 Desember 2024 | 12:38
TRAVELLING

Festival Gandrung Sewu, Wajah Budaya dan Identitas Banyuwangi yang Mendunia

Festival Gandrung Sewu, Wajah Budaya dan Identitas Banyuwangi yang Mendunia
Festival Gandrung Sewu (Dok Pemda Banyuwangi)

ASKARA – Sebuah kota yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, Banyuwangi, beberapa waktu lalu kembali menyuguhkan salah satu acara budaya terbesarnya, Festival Gandrung Sewu. Festival ini tidak hanya menghadirkan tontonan budaya yang menakjubkan, tetapi juga menyimpan filosofi mendalam tentang kehidupan masyarakat Banyuwangi, menggambarkan sejarah, nilai sosial, dan identitas lokal yang kuat.

Gandrung adalah tarian tradisional Banyuwangi yang pada awalnya ditujukan sebagai penghormatan kepada Dewi Sri, dewi kesuburan dalam mitologi Jawa, sebagai ungkapan rasa syukur atas panen yang melimpah. Seiring waktu, Gandrung berkembang menjadi simbol semangat kebersamaan dan identitas daerah. Kata "Sewu," yang berarti seribu, melambangkan ribuan penari yang berpartisipasi dalam festival ini, memberikan tampilan visual yang spektakuler bagi wisatawan dari dalam dan luar negeri.

Festival Gandrung Sewu tidak hanya tentang estetika gerakan tari. Setiap gerakan tangan yang lembut dan kaki yang dinamis memiliki makna filosofis yang dalam. Gerakan ini mencerminkan rasa syukur, kerja keras, dan ketekunan, sekaligus mencerminkan keharmonisan dan kebersamaan di antara penari yang bergerak serempak, seirama, menciptakan sebuah simfoni visual yang penuh keindahan.

Tidak hanya menjadi simbol budaya, Gandrung juga pernah menjadi bentuk perlawanan terhadap penjajahan, mewakili semangat juang masyarakat Banyuwangi. Tarian ini tidak hanya berbicara tentang keindahan, tetapi juga tentang patriotisme dan kebanggaan sebagai masyarakat lokal yang tak ingin dijajah.

Selain itu, Festival Gandrung Sewu juga membawa dampak positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi Banyuwangi. Dengan ribuan wisatawan yang datang setiap tahunnya, festival ini menggerakkan perekonomian lokal, memberikan keuntungan bagi hotel, restoran, dan pedagang kecil. Bagi masyarakat setempat, ini menjadi kesempatan untuk mempromosikan kerajinan tangan dan kuliner khas Banyuwangi, memperkenalkan kekayaan budaya daerah kepada dunia.

Festival Gandrung Sewu bukan sekadar perayaan budaya, tetapi menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam, mengajarkan tentang keharmonisan, kesederhanaan, dan rasa syukur. Melalui setiap gerakannya, tarian Gandrung membawa pesan kehidupan yang harmonis, kebersamaan, dan kolaborasi, mengukuhkan Banyuwangi sebagai daerah yang kaya akan budaya dan tradisi yang patut dilestarikan.

 

 

Komentar