Lafadz Nusantara Center dan KPU Tangsel Gelar Diskusi "Peran Tokoh Agama dalam Menjaga Harmonisasi Umat"
ASKARA– Lafadz Nusantara Center bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tangerang Selatan mengadakan diskusi bertema "Peran Tokoh Agama dalam Menjaga Harmonisasi Umat".
Acara ini bertujuan memperkuat peran tokoh agama dalam menjaga kerukunan di tengah dinamika politik, khususnya dalam konteks pemilihan kepala daerah (pilkada).
Diskusi tersebut menghadirkan beberapa narasumber yang memberikan wawasan penting tentang peran strategis kaum milenial dan tokoh agama dalam menciptakan suasana pilkada yang damai dan harmonis.
Widia Victoria, Komisioner KPU Tangsel menekankan pentingnya partisipasi aktif mahasiswa dalam mengawal proses pilkada.
"Mahasiswa diharapkan dapat berpartisipasi dan berperan aktif dalam mengawal pilkada. Mereka memiliki peran penting dalam memastikan bahwa proses demokrasi berjalan dengan baik dan adil," ujar Widia.
Menurutnya, generasi muda, khususnya mahasiswa, harus menjadi agen perubahan yang mendorong transparansi dan integritas dalam setiap tahapan pilkada.
Tachriful Fuady Absa selaku pengamat Media Sosial menambahkan bahwa setiap pilkada memiliki pola unik yang harus dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan, termasuk kaum milenial. "Setiap pilkada akan mempunyai pola sendiri.
Oleh karena itu, kaum milenial diharapkan dapat berperan aktif dalam memahami dinamika yang ada dan berkontribusi positif dalam proses pemilihan," jelas Fufu sapaan akrabnya.
Ia menekankan bahwa pemahaman akan konteks lokal dan dinamika sosial-politik sangat penting agar kaum muda dapat terlibat secara konstruktif.
Dani Ramdani selaku akademisi dan Dosen Universitas Pamulang juga memberikan pandangannya terkait potensi konflik dalam pilkada.
Menurutnya, potensi konflik akan selalu ada, namun yang terpenting adalah bagaimana mengelola dan mencegah polarisasi yang berlebihan, terutama di kalangan kaum milenial.
"Potensi konflik akan terus ada di pilkada. Tantangan kita adalah bagaimana memastikan kaum milenial tidak terseret kepada polarisasi Islam," kata Dani. Ia menekankan peran sentral tokoh agama dalam menjembatani komunikasi antara masyarakat dan para pemenang pilkada.
"Tokoh agama berperan sebagai penyambung lidah masyarakat kepada para pemenang," lanjutnya. Dengan peran ini, tokoh agama dapat mencegah kesalahpahaman dan menjaga harmonisasi di tengah masyarakat.
Diskusi ini diharapkan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya kolaborasi antara tokoh agama dan generasi muda dalam menjaga stabilitas sosial dan harmoni di masyarakat, terutama menjelang dan selama pelaksanaan pilkada.
Dengan adanya sinergi ini, diharapkan proses pilkada dapat berjalan lebih damai dan demokratis, tanpa mengorbankan nilai-nilai kebersamaan dan persatuan.
Komentar