Rawa Bento, Surga Tersembunyi di Kaki Gunung Kerinci
ASKARA - Rawa Bento, apa ada yang belum pernah mendengarnya? Selama ini, Danau Gunung 7 lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai bagian dari perjalanan pendakian Gunung Kerinci, gunung tertinggi nomor dua di Indonesia. Gunung Kerinci juga merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumatra dan gunung berapi tertinggi di Indonesia serta Asia Tenggara. Gunung ini terletak di perbatasan Kabupaten Kerinci, Jambi, dan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.
Namun, selain Danau Gunung 7, ada juga Rawa Bento yang terletak sekitar 9,1 km dari Pasar Kayu Aro. Tempat ini menawarkan pemandangan indah Gunung Kerinci yang gagah. Rawa Bento berada di bawah naungan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan menawarkan berbagai paket kegiatan wisata yang menarik.
Saat ini, di Rawa Bento tersedia berbagai macam paket wisata, seperti susur rawa dengan perahu berkapasitas 8 orang. Harga sewa perahu untuk perjalanan satu hari adalah Rp 500.000. Selain itu, bagi yang ingin berkemah, tersedia paket dengan harga Rp 700.000. Jarak tempuh sekitar 4 kilometer dengan waktu perjalanan hanya 30 menit, membuat harga ini cukup terjangkau bagi wisatawan.
Tim Stand Up Paddle Board dari Jakarta yang terdiri dari Onaria Fransisca, Susan, Sara, Indira, Reza, dan Yanni, baru saja menyelesaikan ekspedisi mendaki Gunung Kerinci untuk mengganti prasasti Tugu Yudha, bersama anggota Elpala SMA 68 Jakarta. Mereka kemudian turun ke air di Rawa Bento untuk menjajal dan memperkenalkan olahraga air Stand Up Paddle.
Kegiatan ini sangat menarik perhatian dan bisa menjadi tambahan fasilitas wisata di Rawa Bento. Air di sini cukup tenang dengan pemandangan perbukitan dan Gunung Kerinci yang memukau. Selain itu, terdapat banyak kerbau yang berdampingan dengan bangau, pemandangan yang sudah jarang terlihat di Pulau Jawa. Jika beruntung, pengunjung bisa bertemu dengan Simpai di sepanjang jalur perjalanan.
Apa itu Simpai? Menurut Wikipedia, Simpai adalah spesies primata dalam keluarga Cercopithecidae. Simpai memiliki beberapa sebutan lokal seperti Chi-cha dan Kera Putih. Hewan ini merupakan satwa endemik di Pulau Sumatra, Indonesia. Habitat alaminya adalah hutan tropis kering atau subtropis. Sayangnya, Simpai terancam punah akibat hilangnya habitat.
Tanggapan pengelola dan masyarakat sekitar sangat antusias terhadap tambahan kegiatan mendayung ini. Dengan adanya kegiatan baru ini, pengunjung bisa berwisata, berolahraga, dan belajar tentang satwa-satwa di sekitar Rawa Bento, menjadikan pengalaman wisata yang lebih berkesan dan edukatif.
Komentar