ASKARA - Setiap tahun, pada tanggal 21 April, kita memperingati Hari Kartini. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 108 Tahun 1964 tanggal 12 Mei 1964, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada Raden Ajeng Kartini, pelopor emansipasi perempuan Indonesia, kelahiran Mayong, Jepara pada tanggal 21 April 1879.

 

"Yayasan Damardjati Masjarakat Sedjati (Yayasan Damarjati) turut menyebarkan semangat kesetaraan gender dengan melibatkan para perempuan di jajaran kepengurusan," kata Ketua Umum Yayasan Damarjati, Erna Wiyati, S.T, M.M., pada acara halal bi halal Yayasan Damarjati di UMKM Center Yayasan Damarjati, Sabtu (20/4). 

 

Dikatakannya, perempuan harus turut berkontribusi dalam pembangunan, antara lain dengan aktif dalam organisasi yang peduli dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti Yayasan Damarjati. 

 

"Perempuan sebagai ibu adalah guru pertama bagi seorang anak, memegang peran penting dalam pembentukan kepribadian generasi penerus bangsa Indonesia," kata Erna Wiyati, S.T, M.M., di Warung Ndheso Cikal Kidul (Wande Cikidul) milik Kepala Departemen UMKM Yayasan Damarjati, Rofidah Masany di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

 

Ketua Umum Yayasan Damarjati mengatakan, Yayasan Damarjati mengusung moto Berkepribadian Dalam Berkebudayaan, karena bangsa yang kuat adalah yang memiliki warga negara dengan kepribadian yang kuat, berlandaskan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Kebudayaan tidak hanya terkait dengan kesenian, melainkan juga mencakup perilaku masyarakat dan hasil dari kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan khas bangsa Indonesia adalah budaya gotong royong.

 

"Pada kesempatan ini, kami atas nama Yayasan Damarjati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh donatur yang telah berpartisipasi dalam program Tebar Kebaikan di Bulan Ramadhan," tutup Ketua Umum Yayasan Damarjati Erna Wiyati, ST., M.M., didampingi pengurus Yayasan Damarjati.