Sabtu, 04 Mei 2024 | 16:45
NEWS

Profil Inspiratif: Handika Putra Nugraha, Abdi Negara dan Duta Wisata Berdedikasi

Profil Inspiratif: Handika Putra Nugraha, Abdi Negara dan Duta Wisata Berdedikasi
Handika Putra Nugraha (Dok Pribadi)

Oleh: Idrus Al Azis

Mahasiswa dari Sekolah Vokasi IPB University 

 
ASKARA - Handika Putra Nugraha merupakan seorang abdi negara sekaligus menjadi duta wisata Kota Banyumas. Beliau lahir di Banyumas pada 11 oktober 2003. Handika Putra Nugraha, seorang yang penuh semangat dan dedikasi, telah menapaki perjalanan hidupnya dengan penuh makna. Baginya, memilih karier sebagai abdi negara bukanlah sekadar pilihan, melainkan panggilan jiwa untuk melayani dan mengayomi rakyat, terutama dalam bidang pertanahan/agraria yang telah lama menjadi minatnya.

Perjalanan pendidikan Handika Putra Nugraha dimulai setelah menamatkan pendidikan di SMAN 1 Purwokerto. Dia melanjutkan studinya di STPN Yogyakarta, mengambil jurusan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral. Meskipun awalnya tidak langsung terkait dengan pertanahan/agraria, namun tekadnya membawanya pada jalur yang kini menjadi karier utamanya.

Dalam perjalanannya, Handika mengakui bahwa momen paling berpengaruh adalah kesadaran akan pentingnya sikap penghargaan terhadap guru dan pengalaman yang dialaminya. Baginya, pengalaman adalah guru terbaik, dan penghargaan pada mereka adalah suatu keharusan.

Puncak dari perjalanan pendidikannya adalah ketika Handika meraih predikat cumlaude. Hal ini membuka kesempatan langka bagi Handika untuk bertemu dan berjabat tangan dengan Menteri Agraria pada saat itu, Hadi Tjahjanto. Namun, di balik prestasi itu, Handika juga menghadapi berbagai godaan, terutama terkait dengan isu korupsi, kolusi, dan nepotisme yang mungkin mengintai dari berbagai pihak.

Tantangan besar lainnya bagi Handika adalah menghadapi godaan-godaan tersebut. Namun, dengan keyakinan yang kuat pada agama dan prinsip integritas sebagai abdi negara, Handika mampu mengatasi semua itu.

Fokus utama Handika saat ini adalah menjalankan kewajibannya dalam hal pengukuran dan pemetaan bidang tanah tanpa manipulasi data. Baginya, hal ini sangat penting karena menyangkut dokumen negara dan kesejahteraan masyarakat. Visi masa depannya adalah dapat menjalankan karier dengan baik sesuai rencana yang telah digariskan.

Keberhasilan dalam pekerjaan sebagai abdi negara menurut Handika dengan Mengukur seberapa efektif Anda dalam melaksanakan tugas-tugas Anda, termasuk kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, mengelola sumber daya dengan efisien, dan mencapai hasil yang diharapkan. Selain itu, penting untuk Menilai sejauh mana Anda berhasil mencapai tujuan yang ditetapkan dalam peran Anda sebagai abdi negara serta Mengukur dampak positif yang Anda buat dalam masyarakat.

Dalam pertengahan wawancara Handika menyarankan kepada individu yang tertarik untuk mengikuti jejak Handika menjadi abdi negara agar Meningkatkan keterampilan komunikasi, negosiasi, analisis kebijakan, dan kepemimpinan. Keterampilan ini sangat penting dalam pekerjaan sebagai abdi negara yang melibatkan berbagai tugas diplomasi dan pelayanan masyarakat adapun hal lain yaitu harus selalu pertahankan integritas, kejujuran, dan profesionalisme dalam setiap tindakan dan keputusan. Ini adalah prinsip dasar yang sangat penting dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara.

Namun, Handika tidak hanya berfokus pada karier sebagai abdi negara. Dia juga memiliki ambisi menjadi duta wisata, karena dia percaya bahwa setiap orang dapat menjadi duta wisata yang mempromosikan potensi daerahnya.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai duta, Handika selalu berkomunikasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Pokdarwis (kelompok sadar wisata). Baginya, kerjasama yang baik antara berbagai pihak adalah kunci dalam memajukan pariwisata daerah. 

Pada tahap wawancara berikutnya, Handika Putra Nugraha menyoroti persiapan yang diperlukan untuk menjadi seorang duta wisata yang efektif. Dia menekankan bahwa menjadi duta tidak hanya tentang mempresentasikan keindahan fisik suatu tempat, tetapi juga tentang memiliki wawasan yang luas, keberanian untuk berinovasi, dan sikap serta perilaku yang baik. Ini diwakili olehnya sebagai konsep 3B: Brain, Behavior, dan Brave.

Tantangan terbesar yang dihadapi Handika sebagai seorang duta adalah menjaga sikap dan perilaku di segala situasi, karena dia menyadari bahwa dia adalah cerminan dari pemuda daerahnya. Bagi Handika, menjadi seorang duta tidak hanya tentang tampilan fisik, tetapi juga tentang menjaga reputasi dan integritas di mata masyarakat.

Handika memanfaatkan pengalaman pendidikan kedinasan dan karier tugas sebagai seorang duta wisata dengan mengimplementasikan pengetahuan, keterampilan, dan jaringan yang diperoleh dalam melayani kepentingan negara.

Dalam mengelola waktu, Handika memiliki pendekatan yang sederhana dengan mengatur jadwalnya sesuai dengan skala prioritas. Ini membantunya tetap fokus pada tugas-tugas yang paling penting dan mendesak.

Pencapaian terbesar Handika sebagai seorang duta adalah memiliki jejaring relasi yang luas, termasuk dari pihak pemerintah, swasta, seniman, dan masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa dedikasinya dalam membangun hubungan yang baik telah membuahkan hasil yang positif dalam menjalankan perannya sebagai duta wisata.

Terakhir, Handika menyoroti peran dan dampak penting seorang duta wisata dalam hubungan internasional. Menurutnya, seorang duta dapat berperan sebagai penjembatan antara potensi daerah dengan dunia internasional, membuka peluang kerjasama dan pertukaran yang saling menguntungkan.

 

Komentar