Selasa, 30 April 2024 | 11:06
NEWS

Sekjen PBNU Nilai Pemilu 1 Putaran Lebih Hemat Anggaran

Sekjen PBNU Nilai Pemilu 1 Putaran Lebih Hemat Anggaran
Sekjen PBNU, Saifullah Yusuf (antara)

ASKARA – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul tidak mempermasalahkan wacana Pilpres 2024 berlangsung satu putaran karena hal itu bisa menghemat anggaran negara.

Gus Ipul juga menyebut pilpres sekali putaran bisa mendukung kekhusyukan beribadah bagi umat Islam pada Ramadan 1445 Hijriah yang tidak akan diwarnai kampanye politik.

"Kita bisa hemat anggaran. Pas puasa nanti, kita bisa melaksanakan ibadah dengan khusyuk, tidak disibukkan dengan kampanye dan hiruk-pikuk lainnya," kata Gus Ipul dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (31/1).

Menurut Gus Ipul, tidak ada yang salah dengan wacana pilpres sekali putaran. 

Dirinya menuturkan jika pilpres satu putaran memang terjadi, maka hal itu akan menjadi lebih baik.

Gus Ipul juga menyoroti survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA di mana persentase elektabilitas salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden ada yang telah menembus angka 50 persen. 

Dengan demikian, lanjut Gus Ipul, wacana pilpres satu putaran bisa terwujud.

Selain merespons wacana pilpres sekali putaran, Gus Ipul turut meminta kepada warga Nahdliyin untuk berbondong-bondong datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada 14 Februari nanti untuk menggunakan hak pilihnya.

Untuk diketahui, LSI Denny JA dalam hasil survei terbarunya menunjukkan elektabilitas pasangan calon Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencapai 50,7 persen.

Kemudian, dalam survei serupa, elektabilitas pasangan calon Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mencapai 22 persen dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh 19,7 persen. Suara tidak sah dalam survei yang menggunakan 1.200 responden itu sejumlah 0,7 persen dan tidak menjawab 6,9 persen.

Metode survei tersebut dilakukan dengan wawancara tatap muka dan tingkat margin of error kurang lebih 2,9 persen.

Komentar