Senin, 06 Mei 2024 | 06:02
OPINI

Mengenal Tradisi Suku Madura

Mengenal Tradisi Suku Madura
KRH Aryo Gus Ripno Waluyo

Oleh: KRH Aryo Gus Ripno Waluyo, SE, SP.d, S.H, C.NSP, C.CL, C.MP, C.MTh *)

ASKARA - Carok adalah pertarungan yang dilakukan oleh orang Madura menggunakan senjata celurit untuk memulihkan harga diri yang dilecehkan. Biasanya, carok dipicu dengan kasus sentimen, seperti perselingkuhan, salah paham, masalah tanah atau harta warisan, utang-piutang, dan masalah lain yang terkadang sepele.

Makna carok yang sebenarnya adalah pertarungan satu lawan satu menggunakan senjata tajam. Senjata yang biasa digunakan adalah celurit. "Yang menarik sekarang ada istilah carok massal. Dulu setahu saya carok itu ya satu lawan satu.

Budaya carok sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Madura. "Tradisi carok oleh sebagian masyarakat Madura berangsur mulai ditinggalkan,"

Suku Madura dikenal dengan intonasi bicaranya yang keras dan terdengar kasar. Walaupun begitu mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).

“Ritual adat Jheg Bumih adalah warisan leluhur yang berasal dari zaman Majapahit, yang diturunkan di Madura dan hingga kini, secara turun temurun selalu dilaksanakan. Pada intinya, ritual adat ini untuk keselamatan bagi masyarakat di bumi, tempat tinggal saat ini,”

Tradisi adat atau yang biasa disebut oleh orang Madura sebagai tradisi nyadar merupakan upacara adat yang digelar tiga kali dalam setiap tahun. Tradisi nyadar ini biasanya dilaksanakan oleh warga Desa Pinggir Papas, Kecamatan Kalianget, Madura.

Kenapa Madura identik dengan baju merah putih?

Baju luaran dan celana yang longgar memiliki simbol masyarakat Madura menghargai kebebasan. Bentuk baju yang sederhana melambangkan kesederhanaan. Kaos bergaris merah putih menandakan bahwa orang Madura menunjukkan sikap tegas dan semangat juang tinggi dalam menghadapi segala hal.

Apa nama perlombaan sapi di Madura?

Karapan sapi (Madura Kerrabhân sapè) merupakan istilah untuk menyebut perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Pulau Madura, Jawa Timur.

Karapan sapi mengandung nilai budaya ,di antaranya adalah kerja keras, kerjasama, persaingan, ketertiban, dan sportivitas. Hal ini tercermin dalam proses merawat dan melatih sapi. Supaya menjadi sapi yang kuat dan tangkas perlu adanya kerja keras, ketekunan, dan kesabaran.

Kenapa Madura pake sarung? Alasan lain yang menjadikan laki-laki Madura senang menggunakan sarung karena lebih nyaman dipakai daripada memakai celana. Penggunaan sarung lebih fleksibel, sehingga membuat penggunanya lebih nyaman bergerak. Terlebih lagi, sirkulasi angin lebih mudah masuk ke sarung daripada celana. Sarung itu praktis.

*) Budayawan, Penulis , Advokat, Spiritualis, Ketua DPD Jatim PERADI Perjuangan

 

Komentar