Sutradara Berpengalaman Subakti Is Kembali ke Dunia Film Horor dengan "Syirik"

ASKARA - Setelah bertahun-tahun sukses dalam industri film dan sinetron sebagai produser, sutradara berpengalaman, Subakti Is, kini "turun gunung" dengan proyek film horor terbarunya yang berjudul "Syirik." Dalam pembicaraan dengan media di Hotel Djangkar Bumi, base camp artis dan kru film "Syirik" yang diproduksi oleh Ganesa Film di Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, Subakti Is berbicara tentang motivasinya kembali ke lapangan.
"Saya ini orang lapangan, jadi nggak bisa berlama-lama duduk hanya memerintah. Makanya setelah mencoba sekian lama sebagai associated produser, jiwa saya berontak. Saya harus kembali ke lapangan, membuat karya besar yang bisa dinikmati banyak orang," ungkap Subakti Is, yang sebelumnya telah sukses menyutradarai sinetron "Pernikahan Dini" yang tayang di RCTI.
Dalam proyek ini, Subakti Is tidak hanya ingin menghibur penonton tetapi juga mengedukasi masyarakat. Film "Syirik" menampilkan sejumlah bintang ternama seperti Nikita Mirzani, Kinaryosih, Teuku Rassya, Donny Alamsyah, dan lainnya.
"Gatel rasanya mendengar teman-teman yang filmnya ditonton jutaan hingga puluhan juta penonton. Ini yang mendorong saya turun gunung," tegas sutradara yang sebelumnya telah mengarahkan film-film seperti "Leak," "Kesurupan Setan," "Aku Anak Indonesia," dan "Yang Masih Dibawah Umur."
Namun, Subakti Is tidak turun gunung begitu saja. Ia membawa senjata pamungkas dalam bentuk cerita horor yang diharapkan bisa memancing para penggemar film horor untuk ramai-ramai ke gedung bioskop.
"Syirik adalah cerita kisah nyata yang ada di suatu daerah, tetapi juga banyak terjadi di banyak daerah di Indonesia. Pastinya ceritanya berbeda dari film horor yang ada selama ini," ujar Subakti.
Dalam upayanya untuk menciptakan film berkualitas, pemilihan lokasi syuting sangat diutamakan oleh Subakti Is. Lokasi di Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, dipilih karena nuansanya sesuai dengan cerita.
"Sebagai kreator, saya tidak pernah main-main dalam menampilkan visual di film. Pemilihan lokasi tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan yang ada dalam cerita, sehingga penonton akan larut dalam ceritanya," tambahnya.
Meskipun biaya produksi besar menjadi tantangan, Subakti Is, sebagai produser, tidak merasa khawatir. "Untuk menghasilkan karya yang bagus dan berkualitas memang membutuhkan biaya besar. Kata orang bijak, kalau mau mendapatkan ikan besar, pakannya juga harus besar," tutup Subakti Is (TB).
Komentar