Sabtu, 04 Mei 2024 | 15:26
COMMUNITY

NFA Perkuat Kolaborasi Stakeholder dalam Upaya Selamatkan Pangan

NFA Perkuat Kolaborasi Stakeholder dalam Upaya Selamatkan Pangan
Peringatan Hari Kesadaran Pangan

ASKARA - Peringatan Hari Kesadaran Pemborosan Pangan atau International Day of Awareness of Food Loss and Waste pada Jumat (29/09) menjadi momentum penting bagi Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) untuk mengintensifkan Gerakan Selamatkan Pangan. Gerakan ini diinisiasi sebagai respons atas potensi krisis pangan dan dukungan terhadap daerah rentan rawan pangan di Indonesia.

Dalam acara yang diadakan di Double Tree Hilton, Jakarta, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menekankan pentingnya kolaborasi bersama para pemangku kepentingan dalam mengatasi permasalahan food waste. "Kolaborasi adalah kunci utama, karena menyelesaikan masalah pangan dan gizi memerlukan komitmen semua elemen masyarakat. Kami bekerja sama dengan Kementerian/Lembaga terkait, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lintas sektor di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota, serta melibatkan BUMN dan BUMD Pangan, Satgas Pangan, swasta, asosiasi, civitas akademika, dan para ahli untuk mencapai target pembangunan pangan," ujar Arief.

NFA mendukung pengurangan food waste sesuai dengan target RPJMN 2020-2024 melalui Peningkatan Tata Kelola Sistem Pangan Nasional. Namun, upaya ini memerlukan komitmen bersama dan kolaborasi lintas sektor. Arief menyatakan, "Kehadiran berbagai stakeholder dari hulu hingga hilir merupakan wujud sinergi pentahelix yang kita harapkan dapat menekan pemborosan pangan sehingga memberikan dampak yang positif tidak hanya terhadap ketahanan pangan, tetapi juga pada peningkatan ekonomi, dan perbaikan lingkungan."

Gerakan Selamatkan Pangan telah aktif di 38 Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota. Pada tahun 2023, NFA akan mengintensifkan gerakan ini di 12 provinsi yang berbasis perkotaan. Melalui mobil logistik pangan dan food truck, pangan yang berpotensi terbuang namun masih layak dan aman akan didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Platform digital juga dikembangkan untuk memudahkan penggiat food waste dalam penyaluran bantuan pangan. Hal ini mencakup data pelaku usaha yang menjadi donatur dan penggiat food waste, sebaran lokasi penyaluran donasi, serta jumlah pangan yang diselamatkan dan disalurkan.

Peringatan Hari Kesadaran Internasional Pemborosan Pangan ini digunakan sebagai momentum untuk memperkuat langkah kolaboratif dalam meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi pemborosan pangan. Dukungan regulasi, perubahan budaya, dan kesadaran masyarakat merupakan faktor kunci dalam upaya ini.

Pengurangan food waste sesuai dengan komitmen Sustainable Development Goals (SDGs) ke-12 poin ke-3. Dalam konteks Indonesia, ini juga merupakan langkah antisipasi terhadap ancaman krisis pangan. Anggota Komisi IV DPR RI Ravindra Airlangga dan Utusan Khusus Presiden RI Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Muhamad Mardiono menyatakan dukungan mereka terhadap Gerakan Selamatkan Pangan.

Sementara itu, FAO Representative for Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal mengingatkan pentingnya memahami perbedaan antara food loss dan food waste, serta perlunya kerjasama lintas sektor dan perubahan budaya.

Selama acara ini, NFA juga memberikan penghargaan kepada para pemenang lomba Vlog Stop Boros Pangan dalam berbagai kategori. Turut hadir dalam acara ini sejumlah pejabat dan pemangku kepentingan terkait dari berbagai sektor.

Gerakan Selamatkan Pangan menjadi langkah konkret dalam mengatasi food waste di Indonesia dan berpotensi memberikan dampak positif yang luas, baik dari segi ketahanan pangan, ekonomi, maupun lingkungan. NFA berkomitmen untuk terus memperkuat kerjasama dengan semua pihak dalam upaya ini.   (TB)

Komentar