ASKARA - Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto meminta Pemerintah dan PLN segera menuntaskan pembangunan PLTA Batang Toru. 

Terlebih, saat ini ada tren peningkatan penggunaan listrik di wilayah Sumatera Utara dan sekitarnya.

Mulyanto melihat secara umum wilayah Sumatera Utara masih membutuhkan pasokan listrik, baik untuk masyarakat maupun industri. 

Mulyanto mengungkapkan, PT. Inalum saja akan meningkatkan kapasitas produksi smelter alumuniumnya, sehingga tentunya membutuhkan tambahan listrik sekitar 900 MW untuk operasional smelter aluminium. Belum lagi listrik untuk pelanggan rumah tangga.

"Kunjungan saya ke Inalum baru-baru ini, yang juga mengadakan FGD dengan pihak Inalum dan PLN, meyakinkan saya soal peningkatan demand listrik di Sumatera Utara tersebut," kata Mulyanto melalui keterangannya, Selasa (01/8).

"Karenanya, pembangunan PLTA Batang Toru sangat tepat, karena selain dapat memenuhi kebutuhan listrik secara domestik, tidak lagi membeli dari Pembangkit Listrik Terapung, yang dikelola pihak Turki. Tetapi juga, listrik yang dihasilkan bersumber dari EBT dengan harga yang kompetitif dengan PLTU," sambung Wakil Ketua FPKS DPR RI ini.  

Mulyanto menyebut bahwa PLTA memiliki sejumlah keunggulan selain murah (cheap), bersih (clean) dan dapat diperbaharui (renewable).

"Memang pembangunan PLTA ini ada sedikit hambatan, baik terkait aspek teknis kegempaan, persoalan lahan, sosial-ekonomi masyarakat sekitar, serta terkait dengan masalah lingkungan, khususnya habitat orang utan. Selain juga karena adanya pandemi Covid-19," kata Mulyanto.

Namun demikian, saya yakin masalah-masalah tersebut bisa segera dicarikan solusinya dengan baik oleh Pemerintah dan PLN, agar masyarakat sekitar PLTA tidak dirugikan.

"Karena secara prinsip Pembangunan PLTA ini sangat strategis dan menguntungkan bagi masyarakat Sumatera Utara," ujar dia.

Mulyanto yakin PLN dapat mencari solusi mengatasi hambatan yang terjadi di lapangan. Solusi agar masyarakat sekitar tidak dirugikan bahkan malah diuntungkan.