Sabtu, 27 April 2024 | 04:26
NEWS

Habib Syakur: Kampung Tangguh Pancasila Bisa Diwujudkan di Seluruh Desa

Habib Syakur: Kampung Tangguh Pancasila Bisa Diwujudkan di Seluruh Desa

ASKARA - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid mendorong agar pemerintah dapat mewujudkan terbentuknya Kampung Tangguh Pancasila di seluruh desa di Indonesia.

Habib Syakur menjelaskan, Kampung Tangguh Pancasila ini bukan sekedar benteng bagi bangsa Indonesia dalam menangkal masuknya aliran terorisme pro-khilafah, juga bisa menjadi sarana dalam melakukan deradikalisasi dan rehabilitasi bagi eks-nara pidana (napi) teroris.

"Saya mendorong agar Kampung Tangguh Pancasila ini dibentuk di seluruh desa di Indonesia, agar bisa membantu merehabilitasi eks-napi teroris. Dipulihkan kembali nama baiknya, bantu kenalkan ke masyarakat agar dapat diterima," jelas Habib Syakur dalam keterangannya, dikutip Jumat (12/5).

Menurut Habib Syakur, penyebab munculnya pelaku terorisme dan ekstremiame itu bukan hanya persoalan ekonomi, tapi persoalan ideologi sesat yang berusaha dibangun untuk tujuan berdirinya negara khilafah yang anti-Pancasila.

Bagi Habib Syakur, orang yang sudah pernah terpapar faham ekstremiame khilafah besar kemungkinannya untuk kambuh dan kembali melakukan aksinya.

"Teroris pasti kambuh-kambuhan, sehingga proses rehabilitasinya harus kuat melalui kampung tangguh Pancasila," jelas Habib Syakur.

Ulama asal Malang Raya ini menyebut Radikalisme Terorisme pro-Khilafah ini sangat unik. Sebab paham khilafah tak mau terima sebelum khilafah ini terjadi.

Karena itu, ia menilai perlu kebijakan politik yang tegas dan kuat dari pemerintah, khususnya presiden Indonesia dalam memberantas penyebaran faham khilafah.

Habib Syakur pun meminta setiap calon presiden dan calon wakil presiden yang akan majundapam Pilpres 2024 menunjukkan komitmen pemberantasan terorisme khilafah tersebut.

"Saya akan mendukung capres yang punya komitmen kuat memberantas terorisme khilafah. Sejauh ini saya melihat komitmen itu ada pada Ganjar Pranowo," tuntas Habib Syakur.

Komentar