Kamis, 25 April 2024 | 23:32
COMMUNITY

Bangkitkan Enterpreneur Indonesia

KNPI Launching Activistpreneur Go-Digital, Risma: Jangan Sampai Tangan Ada Di Bawah

 KNPI Launching Activistpreneur Go-Digital, Risma: Jangan Sampai Tangan Ada Di Bawah
Menteri Sosial Tri Rismaharini menerima plakat dari Ketum DPP KNPI M. Ryano Panjaitan

ASKARA - Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) M. Ryano Panjaitan mendorong tumbuhnya entrepreneur muda Indonesia berbasis Teknologi Digital yang terus berkembang.

Ryano mengatakan, persentase entrepreneur Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara maju yakni hanya 3,4 persen dan sekitar 1,65 persen saja yang berasal dari pemuda.

Padahal jika dibandingkan dengan negara maju, jumlah entrepreneur-nya ada di kisaran 12-15 persen, alias jauh lebih banyak dibanding Indonesia.

Karena itu, untuk mendorong tumbuhnya Entrepreneur Indonesia ini, KNPI meluncurkan "Activistpreneur Go-Digital", di Rumah Pemoeda, Jakarta Pusat, Senin (8/5).

"Program ini bentuk dukungan KNPI dalam mendorong meningkatkan persentase jumlah entrepreneur," ungkap Ryano dalam keterangan di Jakarta, Selasa (8/5).

Menurut Ryano, launching "Activistpreneuer Go-Digital" bertujuan agar para aktivis mandiri secara ekonomi sehingga tidak terjebak terhadap politik praktis yang transaksional.

"Aktivis mempunyai modal dalam hal kecerdasan, jaringan luas dan idealisme, tetapi kurang dalam hal kemandirian ekonomi," jelasnya.

Ryano optimistis Activistpreneur Go-Digital akan menyatukan aktivis dengan enterpreneur agar lebih disiplin dan mandiri secara ekonomi.

"Maka, mereka tidak akan menjadi enterpreneur yang individualistik," imbuh Ryano.

Untuk saat ini, Ryano menambahkan, KNPI masih fokus memperkuat pengetahuan dasar terlebih dahulu melalui Activistpreneur Go-Digital.

Pesatnya perkembangan teknologi harus dikuasai oleh pemuda agar bonus demografi tidak menjadi sia-sia.

"Dunia teknologi maju. Jangan sampai jadi konsumer," tegas Ryano.

Menteri Sosial Tri Rismaharini meyakini salah satu mengentaskan kemiskinan adalah menambah enterpreneur di kalangan masyarakat. Hal tersebut berdasarkan pengalaman Risma saat menjadi Wali Kota Surabaya.

Tri Rismaharini mengaku telah membentuk kelompok-kelompok enterpreneur di Surabaya termasuk kepada mantan penghuni lokalisasi Doli.

Pascapenutupan tersebut, Risma mengatakan mendorong mantan penghuni terjun ke enterpreneur. Risma mengclaim cukup berhasil.

Strategi tersebut juga dilakukan Risma ketika menjadi menteri dengan jangkauan yang lebih luas. Hasilnya pun cukup berhasil. Dari programnya tersebut pendapatan masyarakat banyak yang meningkat.

"Jangan sampai tangan ada di bawah. Sebenarnya Indonesia kaya raya luar biasa. Tetapi seringkali kita takut. Tak ada alasan lagi kita teruma yang muda. kalau tak pandai mengelola kekayaan kita itu bahaya," kata Risma.

Acara tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari pejabat negara yaitu Menteri Sosial Republik Indonesia Tri Rismaharini, ada juga bapak Dave Fikarno Akbarshah Laksono selaku anggota DPR RI.

Komentar