Prof Muradi: Dua Unsur Penting Dalam Transformasi Parpol adalah Ideologi dan Figur
ASKARA - Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran, Prof Muradi MA Ph D mengatakan dalam proses penguatan parpol di Indonesia, antara ideologi dan figur itu seiring sejalan dan ada dalam satu tarikan nafas.
Hal itu disampaikan Muradi dalam Seminar Nasional bertema “Pelembagaan Partai dan Kepemimpinan Strategis Nasional” yang dilaksanakan oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni) bersama Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG), Pascasarjana UI di Hotel Savoy Homann, Bandung, Kamis (26/1).
Katanya ada perdebatan selama hampir 20 tahun ini terkait parpol apakah mengutamakan ideologi atau figur di parpol.
“Dua hal ini menjadi perdebatan dalam 20 tahun terakhir. Menurut saya, keduanya ini satu tarikan nafas. Keduanya saling seiring sejalan,” ujarnya.
Dalam paparannya, Muradi memberikan catatan penting dalam paparan mengenal ideologi, kultur, dan transformasi organisasi kepartaian.
Dia menyebut hampir pada semua parpol menghadapi problema yang sama yaitu party id yang tidak kuat.
Dalam hal ini, Muradi mengatakan figur kepemimpinan, ideologi partai, pola historis, struktur ekonomi dan strata sosial menjadi faktor party id.
Sehingga dia mengusulkan agar parpol mencoba berbagai upaya agar party id nya bisa diperluas.
Untuk itu, Muradi pun menyebut perlu mengukur party id. Dia mengambil contoh PDIP di Jawa Barat.
“Di Jabar, PDIP saya kira perolehannya 12-14%. Jadi secara party id gak ada masalah. Tapi perlu diperluas party id nya,” kata Muradi.
Dia pun menyoroti problem kultur parpol yang terjebak partai modern dan tradisional. Meski sekarang sejumlah partai telah berupaya menuju partai modern.
Muradi menyebut dua unsur penting dalam transformasi parpol adalah ideologi dan figur.
Muradi mengatakan dalam kesejarahan parpol di Indonesia dengan ideologi nasionalisme, Islam Tradisional dam Islam Modern. Namun kini ada varian baru yang disebutnya pragmatis konservatif.
“Dan satu varian yang saya anggap sebagai ideologi yang pas buat partai-partai adalah pragmatis konservatif. Ini muncul karena ini yang menang banyak dalam perolehan suara dari tahun 1955 sampai 2019,” kata Muradi.
Pada kesempatan itu, Muradi mengatakan dengan transformasi yang dilakukan saat ini, ditambah lagi memiliki ideologi yang sangat kuat maka, Muradi menilai PDIP berhasil melakukan pelembagaan Partai, dan basis teoritisnya menegaskan, bahwa transformasi kepartaian berjalan pada track yang tepat.
“PDIP tidak ada persoalan terkait kaderisasi kepemimpinan sehingga saya tidak mengkhawatirkan ke depannya, mengingat transformasinya sudah berjalan baik,” pungkasnya.
Komentar