Kamis, 18 April 2024 | 13:31
TRAVELLING

Viral! Turis Davud Akhundzada Sebut Desa Wisata Sade Lakukan Penipuan, Ini Kata Sandiaga Uno

Viral! Turis Davud Akhundzada Sebut Desa Wisata Sade Lakukan Penipuan, Ini Kata Sandiaga Uno
Pelaku kreatif Desa Wisata Sade (ist)

ASKARA -  Beberapa hari lalu, viral di media sosial terkait postingan wisatawan asing, Davud Akhundzada yang datang ke Desa Wisata Sade, Lombok, dan melakukan tuduhan bahwa para pelaku kreatif di desa tersebut melakukan penipuan.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dengan tegas menyampaikan, tidak ada penipuan di Desa Sade, Lombok!  Menurutnya, ini hanyalah kesalahan persepsi dan komunikasi.

“Saya akan selalu membela para pelaku ekonomi kreatif tanah air demi terciptanya lapangan kerja yang lebih luas lagi,” ujar Sandiaga Uno lewat akun Twitter pribadinya, dikutip Rabu (21/12).

Tentu di balik masalah ini, ada solusi yang akan diberikan. Nantinya, warga Desa Sade akan diberikan pelatihan pendampingan dan peningkatan Bahasa Inggris.

“Dari pengalaman ini, Kemenparekraf  akan semakin gencar melakukan pelatihan dan peningkatan keahlian bagi para pelaku UMKM khususnya kemampuan berbahasa Inggris di seluruh desa wisata,” katanya.

Seperti diketahui, masyarakat Desa Sade beberapa waktu yang lalu dituduh melakukan dugaan praktek penipuan oleh travel vlogger Davud Akhundzada.

Melalui videonya yang diunggah di akun TikTok miliknya dengan username @davud_akh, dia menyebut Desa Sade di Lombok adalah Desa Scam atau penipuan.

Desa Sade sendiri merupakan kampung yang selalu welcome dan terus melakukan peningkatan kualitas pelayanan kepada wisatawan.

Desa wisata ini juga memiliki produk ekraf, seperti tenun yang unik dan handmade. Selain itu juga kaya dengan budaya tari-tarian khas Suku Sasak.

Sebelumnya,  Ketua Pokdarwis Desa Sade, Sanah, meminta maaf kepada seluruh warga Indonesia dan mengatakan desa tersebut tidak seperti yang dituduhkan.

"Pertama-tama kami ingin meminta maaf kepada seluruh warga Indonesia, dan kami ingin menyatakan bahwa Desa Sade tidak seperti yang dituduhkan," ujar Sanah.

Hal itu, katanya, bisa terjadi karena warga Desa Sade memiliki keterbatasan bahasa dan juga SDM.

"Warga di Desa Sade adalah warga tradisional. Pendidikan kami yang kalau kita hitung dari pendidikan di sekolah, kami hanya tamatan SD dan hanya beberapa yang sampai ke SMA," ujar Sanah.

Sanah menyatakan, warga Desa Sade sangat ingin menjadi tuan rumah yang baik, dan mereka mengharapkan ada edukasi.

“Sehingga desa wisata tersebut bisa menjadi lebih baik dan tidak mencoreng nama pariwisata Indonesia,” imbuhnya.

 

Komentar