Sabtu, 20 April 2024 | 07:21
COMMUNITY

Tidak Ada Kecurangan, Muhammadiyah Berani Evoting Pilih Pimpinan Pusat

Tidak Ada Kecurangan, Muhammadiyah Berani Evoting Pilih Pimpinan Pusat
Evoting dalam pemilihan calon tetap PP Muhammadiyah (Dok PWMU)

ASKARA  – Jika pada muktamar sebelumnya penggunaan terbatas pada ecounting, saat ini Muhammadiyah berani menggunakan evoting dalam pemilihan calon tetap Pimpinan Pusat (PP) dalam Tanwir dasn Muktamar di Surakarta.

Pada muktamar kali ini, Kepala Bidang Pengoperasian Biro Sistem Informasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Ahmad Azhari menyampaikan, infrastruktur perangkat keras hampir sepenuhnya disediakan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).

“Sedangkan untuk support systemnya, berupa tenaga IT dan software atau perangkat lunak, disediakan dari UAD,” ujarnya, Sabtu (19/11) malam.

Menurut Ahmad Azhari, software dan aplikasi evoting yang dibuat tersebut diproduksi dan dikembangkan sendiri oleh UAD. “Yakni dari Tim Biro Sistem Informasi UAD,” paparnya.

Dia kemudian menjelaskan secara teknis pemilihan evoting dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Surakarta ini.

Pada muktamar, semua sudah terdata by system. Yakni jumlah pemilih maupun calon yang akan dipilih. Ketika muktamirin memilih, maka nanti tercetak secara otomatis dengan mesin printer yang ada di depannya.

“Fungsi printer di depan bilik pemilihan, itu sebagai bukti fisik jika sudah memilih. Selain itu, juga sebagai kroscek. Karena nanti akan dihitung secara otomatis by system,” paparnya.

Kertas pada printer tersebut, selain sebagai bukti jika sudah memilih. Di setiap bilik juga tersedia mesin cetak.

“Maka ketika muktamirin sudah memilih dan disubmit, maka di layar nanti muncul hasil cetaknya. Semacam sampling yang itu nanti meminta persetujuan dari muktamirin, sudah yakin atau belum dengan pilihan yang dipilihnya tersebut,” jelasnya.

Terkait persiapan evoting, Ahmad Azhari mengatakan, jika prepare sudah dilakukan jauh-jauh hari sebelum ada pandemi.

Yakni ketika ada opsi pemilihan secara online. Setelah dua tahun pandemi berlalu dan ada keputusan, maka sistem yang sudah siap itu digunakan dalam Muktamar IPM Pusat. “Termasuk juga sudah diuji coba di internal UAD sendiri,” imbuhnya.

Muhammadiyah Jujur

Sementara itu, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur Nurcholish Huda mendukung penggunaan evoting.

“Kelebihan evoting itu beres, cepat, dan modern. Karena di Muhammadiyah Jawa Timur sendiri sudah dipakai dua kali dalam Muyawarah Wilayah Muhammadiyah, yakni di Jember dan Sidoarjo,” ungkapnya.

Menurut Nurcholish Huda, selama digunakan, evoting tak ada kendala  Yang ada malah pemilihan dapat dilakukan lebih cepat dan orang-orang mudah melakukan pemilihan.

Terkait kekhawatiran terjadinya kekurangan saat penggunaan evoting, Nurcholis mengatakan agar tidak perlu khawatir.

“Di Muhammadiyah itu tidak ada curangnya. Terbukti dua kali Jawa Timur melakukan evoting tersebut dan tidak ada masalah ataupun pengurangan suara. Hal itu terbukti dengan dua kali Jawa Timur menggunakan evoting tidak ada masalah. Dan kepercayaan tersebut 100 persen,” ungkapnya.

Terkait tantangan biaya, Nurcholish menjawab secara diplomatis. Jika hal tersebut sebuah keniscayaan. “Karena berkaitan dengan kesediaan tenaga IT dan perangkat keras maupun lunak, terutama dari kampus,” terangnya.

Sedangkan berkaitan dengan pemilu yang sampai saat ini masih menggunakan kertas, Nurcholish menyampaikan hal tersebut dikarenakan karena ketakutan dan ketidakjujuran.

“Banyak orang yang tidak jujur sehingga menimbulkan kecurigaan. Berbuat curang dan lain sebagainya. Sedangkan di Muhammadiyah, kecurigaan tersebut tidak ada. Karena banyak orang jujur di Muhammadiyah,” paparnya.

Nur Cholish Huda menegaskan, jika tidak ada yang berbohong terkait pemilihan di Muhammadiyah. Hal itu berbeda ketika masuk pada ranah politik. “Politik itu seperti orang yang sedang menunjuk ke utara, tapi yang dimaksudnya adalah ke selatan,” tutupnya. (pwmu)

 

Komentar