Kamis, 25 April 2024 | 08:54
NEWS

Soal Warga Miskin, Wagub DKI Bandingkan Jakarta dengan Amerika Serikat

Soal Warga Miskin, Wagub DKI Bandingkan Jakarta dengan Amerika Serikat
Warga miskin Jakarta (Dok wartaekonomi)

ASKARA - Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria merespons naiknya jumlah warga miskin di ibu kota pada periode Maret 2022.  

Diketahui, data tersebut dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2022.

Menurut Riza, penyebab dari peningkatan angka kemiskinan di Jakarta masih lantaran pandemi Covid-19 yang sempat melonjak pada awal 2022 kemarin. 

"Peningkatan kemiskinan tidak hanya di DKI, tetapi seluruh Indonesia itu disebabkan karena pandemi Covid-19 yang lebih dari dua tahun," ujarnya, di Balai Kota, Jumat (15/7).

Namun, kata dia, kondisi perekonomian yang tidak stabil dan cenderung menurun tersebut pun dialami oleh negara lainnya. Salah satunya menurut Riza adalah Amerika Serikat. 

"Banyak negara lain juga terdampak (pandemi Covid-19), seperti di Amerika Serikat inflasinya capai 17 persen," kata dia. 

Untuk meminimalisir kondisi tersebut, Riza mengatakan Pemprov DKI Jakarta akan melakukan berbagai macam upaya. Di antaranya adalah memberikan lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat. 

"Pemprov DKI dan pemerintah lisat terus mengupayakan berbagai program. Bagaimana kita membuka pekerjaan sebanyak mungkin, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan mengurangi inflasi," tandasnya.
 
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka kemiskinan di DKI Jakarta pada periode Maret 2022. Berdasarkan data tersebut, jumlahnya diketahui sebesar 4,69 persen atau 502.040 orang. 

"Bertambahnya jumlah penduduk miskin ini di antaranya disebabkan penurunan daya beli masyarakat karena dampak pandemi Covid-19," ungkap Kepala BPS DKI Jakarta, Anggoro Dwitjahyono, dalam keterangannya, Jumat (15/7). 

Anggoro mengatakan, penurunan daya beli salah satunya dipicu tingginya inflasi secara umum pada periode September 2021 hingga Maret 2022 mencapai 1,78 persen.  

Komentar