Kamis, 09 Mei 2024 | 04:24
NEWS

Kehebatannya Diakui Dunia, Ternyata Begini Dampak Luar Biasa Pemecatan Dokter Terawan dari Keanggotaan IDI

Kehebatannya Diakui Dunia, Ternyata Begini Dampak Luar Biasa Pemecatan Dokter Terawan dari Keanggotaan IDI
Profesor Nidom (Dok tangkapan layar)

ASKARA - Guru Besar Ilmu Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga (Unair), Profesor Doktor Chairul Anwar Nidom mengaku terkejut ketika mendengar pemecatan mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto sebagai anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) secara permanen.

"Saya sangat kaget dengan pemecatan Prof Terawan. Waduh, kok dipecat? Permanen lagi. Itu yang membuat kejutan. Wah rupanya ada wakil Tuhan di dunia ini," ujar Profesor Nidom dalam wawancara di Channel YouTube Bisniscom, dilihat Jumat (29/4). 

Menurut Profesor Nidom, bagi seorang profesional seperti dokter Terawan  termasuk dirinya sebagai dokter hewan, rekomendasi-rekomendasi profesional itu menentukan untuk pemerintah mengeluarkan izin praktek sebagai pengakuan profesi termasuk mendapatkan rezeki.

"Kalau sudah divonis, diumumkan kepada masyarakat bahwa (Prof Terawan) dipecat itu kalau di pengadilan namanya hukuman mati. Bagaimana pun di seluruh dunia, seluruh Indonesia mengakui bahwa Prof Terawan orang yang hebat," kata dia.

Kata Profesor Nidom, bagi yang tidak setuju dengan ide, dengan inovasi yang dilakukan dokter Terawan sebaiknya menunjukkan sisi kehebatan dirinya. Bukan justru menghakimi dokter Terawan begitu saja. 

"Masyarakat yang tidak tahu masalah apa-apa, tahu-tahu Prof Terawan dihukum, dipecat secara permanen. Terus tidak ada alternatif apa setelah ini. Diserahkan saja secara liar mengambil keputusan," imbuhnya.

IDI sebagai organisasi, kata Profesor Nidom, seharusnya menjelaskan alternatif bagi dokter Terawan usai dipecat. 

"Bagaimana pun Pak Terawan ini bukan hanya sebagai anggota IDI, tapi sudah milik masyarakat, kan begitu. Saya yakin, saya mengenal pribadi beliau, beliau selalu bekerja tulus, dengan ikhlas, dan selalu mengatakan kepada saya, 'saya selalu bekerja tulus, ikhlas dan di belakang Tuhan'. Artinya konsep dia adalah konsep yang agamis di dalam pekerjaan," tutur Profesor Nidom.  

Di sisi lain, kata Profesor Nidom, dampak dari pemecatan dokter Terawan tersebut seharusnya dipikirkan oleh IDI. Dia mencontohkan, orangtua yang ingin menjadikan anaknya seorang dokter dengan adanya pemecatan Terawan tersebut menjadi berpikir ulang. 

"Sudah lulus (jadi dokter) anaknya jangan-jangan dipecat lagi oleh IDI. Sementara menjadi anggota IDI itu otomatis, ini yang menjadi dampak psikologis. Belum lagi dampak liar lainnya," jelasnya.

Profesor Nidom khawatir, jika keputusan IDI tersebut tidak segera diatasi oleh sejumlah pihak seperti pemerintah, DPR dan lainnya akan berdampak kepada organisasi profesi lainnya.

"Ini akan berdampak kepada organisasi profesi yang lain yang berkecimpung di dunia kesehatan, termasuk organisasi dokter hewan, organisasi apoteker, organisasi dokter gigi dan lainnya karena berasalan otoritas dari suatu organisasi," tandas Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Proffesor Nidom Foundation (PNF) itu.

 

   

Komentar