Rabu, 01 Mei 2024 | 15:34
NEWS

Soal Minyak Goreng, Ganjar Pranowo: Muka Pemerintah Ditampar Habis-habisan, Seperti Tikus Mati di Lumbung Padi

Soal Minyak Goreng, Ganjar Pranowo: Muka Pemerintah Ditampar Habis-habisan, Seperti Tikus Mati di Lumbung Padi
Ganjar Pranowo (Dok Instagram)

ASKARA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bertemu dengan perwakilan Kementerian Perdagangan di Semarang saat menghadiri acara High Level Meeting (HLM) di Hotel Gumaya, Selasa (22/3). 

Forum tersebut bertajuk "Mitigasi Risiko Tekanan Harga dan Pasokan Komoditas Global terhadap Inflasi Jawa Tengah".

Dalam kesempatan itu, politisi PDI Perjuangan itu menyampaikan keresahan rakyat terkait kelangkaan minyak goreng. Ganjar mengaku, tak bisa membendung keresahan masyarakat yang terus menjerit sulit mendapatkan minyak goreng. 

Dalam acara yang digelar secara virtual itu, Ganjar menyampaikan keresahan hati masyarakat yang tak bisa mendapatkan minyak goreng kepada Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, Isy Karim. 

"Mohon maaf Pak, silakan disampaikan ke Pak Mendag atau Pak Menko. Kami tidak bisa seperti ini, karena muka pemerintah hari ini ditampar habis-habisan," kata Ganjar. 

Ganjar pun mengibaratkan kelangkaan minyak goreng kali ini seperti tikus mati di lumbung padi. Menurutnya, kebijakan penyesuaian harga dan subsidi minyak goreng tidak sinkron.

Permohonan maaf terus keluar dari mulutnya saat menjadi penyambung lidah masyarakat. Dia sebagai kepala daerah merasa kebingungan karena kebijakan dan produksi ada di pusat. 

"Mohon maaf kalau kalimat saya kurang berkenan, Indonesia ini produsen sawit terbesar. Produsen minyak goreng terbesar, ini seperti tikus mati di lumbung padi," tutur Ganjar.

Ganjar menyebut keadaan yang telah berlangsung sejak akhir tahun lalu akan berlanjut semakin lama bila kebijakan atau tindakan ekstrem tidak segera diambil.

"Rasanya saya sebagai gubernur saja ikut malu. Maaf sekali lagi, ini harus saya sampaikan karena mungkin suara saya mewakili banyak orang," ujarnya.

Ganjar mengajukan saran agar menjadi pertimbangan Kementerian Perdagangan dalam mengatur perusahaan yang memproduksi minyak goreng. 

"Mari tidak mengambil untung banyak-banyak kalau kaitannya dengan harga minyak dunia," tegas Ganjar.(jpnn)

Komentar