Jumat, 19 April 2024 | 11:50
TRAVELLING

Mengintip Tradisi 'Kawin Culik' yang Masih Langgeng di Suku Sasak Sade

Mengintip Tradisi 'Kawin Culik' yang Masih Langgeng di Suku Sasak Sade
Kawin Culik Suku Sasak Sade (Dok Instagram @cholenzr)

ASKARA - Suku Sasak Sade, di Lombok, Nusa Tenggara Barat memiliki tradisi unik dalam melangsungkan pernikahan yang masih langgeng hingga saat ini. Pasalnya, pria diharuskan menculik pujaan hatinya sebelum dinikahi.

Mujar, seorang pemandu desa wisata Sasak Sade mengatakan, meski sekilas seram lantaran adanya kata culik, mereka yang menjalani tradisi pernikahan ini sebenarnya sudah saling suka terlebih dahulu sebelum akhirnya menikah.

"Jadi, kalau mau menikah memang biasanya akan pacaran dulu, ketika sudah cocok proses 'kawin culik' itu baru dilakukan," kata Mujar menukil genpi.co, Minggu (16/1).

Dikatakan Mujar, dalam tradisi 'kawin culik' ini, si pria akan mengajak wanita pujaannya di tempat tertentu. Biasanya mereka akan janjian di bawah pohon cinta, sawah, sumur dan atau tempat lainnya.

Tentunya, proses janjian ini tak boleh diketahui oleh siapa pun, khususnya pihak keluarga wanita.

Pada hari H, calon pengantin wanita akan berusaha keluar rumah untuk menuju ke tempat yang sudah dijanjikan tadi. Usai keduanya bertemu, si wanita akan diculik oleh si pria ke suatu tempat tertentu.

"Karena tanpa sepengetahuan orang tua si wanita ini, makanya disebut kawin culik," jelas Mujar.

Mujar bercerita, setelah berhasil diculik, pihak pria ini wajib mengutus dua orang untuk memberi tahu orang tua si wanita bahwa anaknya telah berhasil diculik.

Namun, orang yang memberi tahu pihak wanita ini biasanya orang yang netral alias bukan bagian keluarga dari kedua belah pihak. Jika proses penculikan ini berhasil, si pria dan wanita ini wajib dinikahkan. Pasalnya, kejadian ini sudah diketahui masyarakat desa atau nyelabar.

"Akad nikah harus dipercepat," ucapnya.

Mujar mengatakan, setelah sah menikah, keduanya akan menempati rumah kecil yang bernama Bale Kodong. 

Bale Kodong ini merupakan tempat tinggal sementara untuk keduanya merencanakan masa depan, sekaligus sampai pasangan ini mampu membuat rumah miliknya sendiri.

"Sebagai tempat bulan madunya juga," pungkas Mujar.

Komentar