Selasa, 14 Mei 2024 | 14:00
NEWS

Kasus Omicron di Indonesia Jadi 254 Kasus, Terbanyak Alami 2 Gejala Ini

Kasus Omicron di Indonesia Jadi 254 Kasus, Terbanyak Alami 2 Gejala Ini
Ilustrasi varian Omicron (Dok Pixabay)

ASKARA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat jumlah kasus Covid-19 varian Omicron mencapai 254 kasus per Selasa (4/1).

Sebagian besar pasien yang terpapar Omicron tersebut mengalami gejala ringan. 

Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmidzi, dari keseluruhan pasien terdapat dua gejala yang paling banyak ditemukan yaitu batuk dan pilek.

"Sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk (49 persen) dan pilek (27 persen)," kata Nadia dalam keterangan tertulisnya, dikutip Rabu (5/1).

Dikatakan Nadia, Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta. Kasus probable dan konfirmasi varian Omicron wajib melakukan isolasi di rumah sakit.

Ketentuan itu, kata dia, berlaku untuk semua baik yang bergejala maupun tidak. 

Hal itu mengacu pada Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.01/MENKES/1391/2021 tentang Pencegahan dan Pengendalian Kasus COVID-19 Varian Omicron (B.1.1.529). SE itu ditandatangani Menkes pada 30 Desember 2021.

"Seluruh kasus probable dan konfirmasi varian Omicron (B.1.1.529.) baik yang bergejala (simptomatik) maupun tidak bergejala (asimptomatik) harus dilakukan isolasi di rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan COVID-19," demikian SE tersebut.

Pada 4 Januari Kemenkes menemukan 92 kasus baru Omicron. Sehingga totalnya menjadi 254 kasus.

Penambahan kasus konfirmasi Omicron di Indonesia masih didominasi oleh WNI yang baru kembali dari perjalanan luar negeri. 

Dari 254 kasus, 239 kasus di antaranya merupakan pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus transmisi lokal.

Komentar