Minggu, 19 Mei 2024 | 09:03
NEWS

Menkes Sebut Pemerintah Tak Bakal Subsidi Tes PCR, Ini Alasannya

Menkes Sebut Pemerintah Tak Bakal Subsidi Tes PCR, Ini Alasannya
Ilustrasi tes swab (Pekanbaru.go.id)

ASKARA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan tidak ada rencana memberi subsidi tes Covid-19 dengan metode Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) di Indonesia.

Pasalnya, Budi mengeklaim, batasan tarif tertinggi RT-PCR di Indonesia termasuk murah dibanding di bandara-bandara internasional lainnya. 

Menurutnya, kehendak Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar tes PCR bertarif Rp300 ribu jadi 10 besar yang termurah di dunia.

"Harga PCR kita yang ditentukan Pak Presiden kemarin itu sudah 10 persen paling bawah, paling murah, dibandingkan harga tes PCR di seluruh dunia, yang di airport-airport," kata Budi dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Perekonomian RI, Selasa (26/10).

Selain itu, Budi memastikan pemerintah tidak akan memberikan subsidi pada tarif tes PCR dengan harga baru yang direncanakan akan ditetapkan senilai Rp300 ribu.

"Apakah akan ada subsidi? pemerintah tidak merencanakan ada subsidi, karena kita memang lihat harganya yang sudah diturunkan itu sudah cukup murah," ujarnya.

Budi juga menyinggung India sebagai negara dengan tarif PCR Bandara termurah di dunia.

India, kata dia, bisa menerapkan tarif murah setelah China lantaran mampu memproduksi alat screening dan obat untuk penanganan covid-19 secara mandiri.

Sejauh ini, Budi memastikan pemerintah sudah berupaya memangkas tarif pemeriksaan tes PCR seminimal mungkin.

Langkah pertama yang dilakukan Kementerian Kesehatan, berkoordinasi dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI dan melakukan pemodelan untuk menyederhanakan harga reagen PCR.

Sebelumnya, Jokowi meminta anak buahnya menurunkan harga tes PCR hingga Rp300 ribu. Hal itu disampaikan dalam rapat terbatas evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada Senin (25/10) kemarin.

 

Komentar