Sabtu, 20 April 2024 | 11:51
NEWS

Sebagai Senior di TNI AD, Letjen Dudung Abdurachman Sebut Harusnya Gatot Nurmantyo Tabayyun

Sebagai Senior di TNI AD, Letjen Dudung Abdurachman Sebut Harusnya Gatot Nurmantyo Tabayyun
Letjen Dudung Abdurachman (Dok RM.id)

ASKARA - Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letjen Dudung Abdurachman angkat bicara mengenai isu yang menyebutkan bahwa TNI AD disusupi Partai Komunis Indonesia (PKI). Dudung menegaskan, TNI AD tidak disusupi oleh PKI. 

Diketahui, isu tersebut dilontarkan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyusul hilangnya patung tiga tokoh yang berperan memberantas PKI di Museum Darma Bhakti Kostrad. 
 
"Itu tudingan yang keji terhadap kami," tegas Dudung, dalam keterangan tertulis, Selasa (28/9). 
 
Mantan Pangdam Jaya itu menyesalkan pernyataan Gatot. Menurut Dudung, Gatot sebagai seniornya di TNI seharusnya terlebih dahulu mengklarifikasi kepadanya. 

"Dalam Islam disebut tabayyun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa," ujar Dudung.  

Patung yang dipermasalahkan, yakni patung mantan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata (KSAB) Jenderal AH Nasution, mantan Pangkostrad Mayor Jenderal (Mayjen) Soeharto, dan eks Komandan Resimen Para Komando AD (RPKAD) Kolonel Sarwo Edhie Wibowo. Patung itu dibuat Pangkostrad Letjen AY Nasution (2011-2012).
 
Dudung mengakui ketiga patung itu memang sudah tidak ada. Patung itu diambil langsung oleh sang penggagas, AY Nasution, atas izin Dudung. 
 
"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," ungkap Dudung. 
 
Namun, dia tidak terima bila lenyapnya tiga patung itu membuat TNI dicap melupakan sejarah Gerakan 30 September (G30S)/PKI 56 tahun silam. Dudung bersama AY Nasution menegaskan tetap berkomitmen tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa berdarah itu. 
 
Dudung mengatakan, foto peristiwa serta barang-barang milik Soeharto saat peristiwa 1965 masih tersimpan di Museum Darma Bhakti Kostrad. Peninggalan bersejarah itu dinilai bisa menjadi pembelajaran agar bangsa tidak melupakan pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD. 

Komentar