Pemulihan Wisata Religi, Pemerintah Bangun Gedung Parkir Kawasan Pura Besakih Bali
ASKARA - Pariwisata diyakini sebagai salah satu sektor strategis untuk mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Mulai bangkitnya pariwisata membuat industri lain ikut bergeliat, misalnya industri transportasi, perhotelan, rumah makan dan pusat yang banyak dikelola UMKM.
Untuk mempersiapkan pemulihan pariwisata dan meningkatkan kenyamanan wisatawan di Bali, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah melakukan penataan Kawasan Suci Pura Besakih.
Kawasan ini merupakan Kawasan Cagar Budaya di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Penataan kawasan kompleks pura di Desa Besakih tersebut merupakan tindak lanjut usulan Pemerintah Provinsi Bali yang disampaikan ke Presiden Joko Widodo.
“Dalam tatanan normal baru untuk hidup berdamai dengan Pandemi COVID-19, Pemerintah meyakini bahwa sektor ekonomi utama yang dapat _rebound_ dengan cepat adalah sektor pariwisata,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangannya, Senin (24/5).
Dikatakannya pekerjaan ini merupakan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Bali dengan Pemerintah Pusat, karena Pura Besakih adalah aset nasional.
Selain pembiayaan melalui APBD, Penataan Kawasan Pura Besakih juga dibiayai melalui APBN untuk pembangunan Gedung Parkir Mobil dan Bus serta Pekerjaan Kawasan, dan Bangunan Kios Area Bencingah dengan total biaya Rp 514,2 miliar.
Kegiatan konstruksi fisik akan dilaksanakan secara multiyears kontrak mulai tahun 2021 dan diharapkan dapat dimanfaatkan pada bulan Maret 2022, sebagai fasilitas pendukung untuk upacara Tawur Labuh Gentuh dan Mrebu Gumi di Pura Agung Besakih.
Kegiatan penataan kawasan Pura Besakih diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan umat untuk beribadah sekaligus kenyamanan wisatawan yang berkunjung, mengingat upacara ini melibatkan masyarakat Hindu se-Bali.
Gedung parkir ini dibangun bertingkat ke bawah terdiri dari 4 lantai dengan luas total 55.201m2. Sesuai rencana, gedung parkir ini akan menampung 1.369 mobil, 61 bus sedang dan 5 bus besar.
Gedung parkir ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang muncul pada saat upacara peribadatan atau pada masa puncak kedatangan wisatawan berdampak pada kemacetan akibat banyaknya kendaraan umum maupun pribadi yang datang.
Untuk meminimalisir penggunaan lampu, area parkir memiliki void atau lubang di beberapa titik agar cahaya alami tetap bisa masuk hingga lantai terbawah.
Di samping itu penggunaan void juga bertujuan agar sirkulasi udara dapat mengalir secara maksimal. Gedung parkir ini juga dipasang panel surya sebagai sumber energi alternatif.
Komentar