Rabu, 15 Mei 2024 | 18:31
NEWS

Perahu Terbalik di Kedung Ombo Telan Korban, Begini Kata KPAI

Perahu Terbalik di Kedung Ombo Telan Korban, Begini Kata KPAI
Perahu terbalik di Kedung Ombo (tangkapan layar)

ASKARA - Serangkaian peristiwa yang meninggalkan korban anak-anak dan keluarga terjadi di tempat pariwisata selama pandemi Covid-19. Terlebih liburan Idul Fitri 2021 banyak dimanfaatkan keluarga berwisata.

Di sisi lain dampak penurunan daya ekonomi, menyebabkan masyarakat mencari tujuan destinasi wisata murah, yang menjadi tujuan keluarga pasca silaturahmi lebaran. 

Seperti kebon binatang, pantai, danau dan tempat terbuka lainnya. Sayangnya liburan kali ini, bertaruh nyawa, seperti dialami 20 orang korban perahu terbalik di Kedung Ombo, Boyolali, Jawa Tengah pada Sabtu (15/5) membawa anak-anak menjadi korban meninggal.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan, pengawasan anak-anak selama liburan di tempat pariwisata dan area seperti sungai dan area terbuka lainnya, jadi hal penting adanya pengawasan orang tua. 

"Jangan sampai keasyikan bersilaturahmi, anak anak terlepas dari pengawasan. Begitupun saat bepergian dan berpariwisata," kata Komisioner KPAI Jasra Putra dalam keterangannya, Senin (17/5).

Serta unsur keselamatan dan alat-alat keselamatan dalam menggunakan wahana rekreasi dan permainannya, juga harus menjadi pengawasan orang tua. 

"Harusnya kejadian di Kedung Ombo tidak terjadi, jika para pemakai perahu menggunakan alat keselamatan seperti pelampung, terutama anak anak kecil yang tidak bisa berenang," imbuh Jasra.

Kejadian itu menjadi bagian usulan KPAI untuk pariwisata ramah anak selama pandemi. Seperti masker yang ramah anak maupun alat safety dalam menggunakan wahana rekreasi.

"Ujian pariwisata kita dari tahun ke tahun, ketika ajang musim libur tiba, selalu menelan korban, baik sebelum pandemi maupun sesudah," ujar Jasra.

Meski sejak awal pandemi pemerintah giat membuat aturan protokol kesehatan melalui regulasi dan surat edaran. Guna mengingatkan, membatasi, dan menahan diri di kerumunan dan keramaian masyarakat. 

Namun upaya ini dihadapkan dengan masyarakat yang butuh relaksasi, pasca mengenal pandemi selama setahun. Meski tren kasus Covid 19 masih cenderung naik di Indonesia.

"Memang tidak mudah mengontrol aktivitas di tempat publik. Begitupun keterbatasan petugas di lapangan dan penegakan regulasi yang masih lemah, yang sebenarnya telah di atur pemerintah dalam rangka mengurangi penularan," tandasnya. 

 

Komentar