Kamis, 25 April 2024 | 21:28
JAYA SUPRANA

Jasa dan Dosa Tantalum Terhadap Peradaban

Jasa dan Dosa Tantalum Terhadap Peradaban
Tantalum (Dok Net-Jaya Suprana)

Akibat dibutuhkan sebagai komponen bateri untuk <i>smartphone</i>  dan laptop maka tantalum merupakan satu di antara logam mulia yang paling laris diperebutkan berbagai bangsa dan negara di planet bumi abad XX. 

Logam Mulia 

Tantalum merupakan metal berwarna abu-abu perak tergolong pada Group Vb pada tabel periodik memiliki sifat densitas tinggi dengan titik-lumer ekstra tinggi sambik kebal terhadap <i>acids</i> kecuali hydrofluorik.  

Tantalum ditemukan oleh kimiawan Swedia, Anders Gustaf Ekeberg dan diberi nama tokoh mitologikal Yunani Tantalus. Adalah kimiawan Rusia, Werner Bolton pada tahun 1903 pertama kali mengolah tantalum sebagai material <i>incandescent lamp-filament</i>. 

Logam tantalum ditemukan di pegunungan Ural dan Altai di Asia Tengah. Akibat selalu ada pihak yang berpentingan memetik profit dari hasil pertambangan di Indonesia maka merahasiakan kekayaan bumi tidak diketahui apakah tantalum berada di bumi persada Nusantara. 

Untuk sementara ini Rwanda merupakan negara pengolah tantalum terbesar di dunia. 

Bateri 

Kini tantalum merupakan logam mulia yang paling diperebutkan umat manusia sebagai bahan bateri telefon cerdas dan komputer-pangku mau pun mobil serta segenap kendaraan bertenaga listrik. 

Para bajak-darat bertempur memperebutkan hasil tambang tantalum bahkan berlomba mencari kemudian menggali tantalum karena harga tantalum terus meningkat sesuai dengan meningkatnya kebutuhan industri bateri terhadap logam mulia langka ini. 

Para warga Kongo sibuk menyelundupkan tantalum dari Rwanda untuk diperjual-belikan dengan harga fantastis di pasar gelap. Akibat regulasi Dodd-Frank Act yang diprakarsai Amerika Serikat pada masa kepresidenan Obama maka industri dilarang menggunakan bahan pertambangan yang diperoleh secara melanggar hukum dan HAM.

Gerilya

Larangan tersebut malah membuat para gerilya perdagangan tantalum makin mengganas bergerilya melalui jalur ilegal untuk gigih memperjual-belikan tantalum. 

Para gerilyawan tantalum dari dalam mau pun luar negeri tetangga bahkan tidak segan menyerbu tambang-tambang resmi tantalum di Rwanda dan tega membunuh siapa saja yang menghalangi angkara murka mereka demi memperoleh benda yang menghasilkan profit spektakular lukratif bagi mereka yang ingin cepat menjadi mahakayaraya. 

Di satu sisi tantalum memang berjasa terhadap peradaban teknologi namun di sisi lain berdosa memicu kerakusan sehingga manusia tega merusak peradaban. 

Komentar