Rabu, 01 Mei 2024 | 00:49
NEWS

Pesan Muhammadiyah Buat Pandji Pragiwaksono: Jangan Asal Ngoceh

Pesan Muhammadiyah Buat Pandji Pragiwaksono: Jangan Asal Ngoceh
Komika Pandji Pragiwaksono. (Fajar/Merdeka)

ASKARA - Ketua Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Razikin memastikan bahwa pernyataan komika Pandji Pragiwaksono menganggap Muhammadiyah elitis dan jauh dari masyarakat merupakan hal keliru. 

Dia menasihati salah satu pelopor stand up comedy itu agar lebih banyak membaca terkait sejarah dan kontribusi organisasi Muhammadiyah terhadap segala bidang di Tanah Air. 

"Saya hanya sarankan pada saudara Pandji jika ingin menjadi analis sosial perlu banyak baca. Jangan asal ngoceh saja," kata Razikin kepada media, Kamis (21/).

Pandji sebelumnya membandingkan riwayat FPI dengan Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama mengenai kedekatan dengan masyarakat. Tentu ucapan tersebut menyulut polemik di ruang publik. 

"Ocehan saudara itu dapat menimbulkan kemarahan kader-kader Muhammadiyah. Terutama yang sekarang sedang berjuang membantu masyarakat di Kalimantan Selatan dan Sulawesi Barat," jelas Razikin.

Dikatakan Razikin, NU dan Muhammadiyah merupakan organisasi yang memiliki sumbangsih dan kerja sosialnya sudah banyak dan besar. Sehingga tidak bisa dibanding-bandingkan, termasuk dengan FPI. Meskipun menurutnya, kehadiran sejumlah ormas juga patut diapresiasi.

Maka Pandji diharapkan bisa lebih peka lagi. Apalagi dia merupakan seorang figur publik yang tentu mendapat sorotan luas dari masyarakat. 

"Coba deh banyak lagi belajar biar lebih mantap," kata Razikin.

Sebelumnya, Pandji melontarkan pernyataan yang menuai kontroversi dalam video berjudul "FPI Dibubarin Percuma?" di kanal Youtube miliknya. Pandji mengutip pernyataan sosiolog Thamrin Tomagola yang mengatakan ormas FPI selalu terbuka untuk membantu masyarakat, sementara NU dan Muhammadiyah terlalu elitis.

"Sering kejadian ada warga sakit mau berobat nggak punya duit ke FPI, kadang kasih duit kadang ngasih surat. Suratnya dibawa ke dokter jadi diterima, kenapa seperti itu," ujar Pandji.

"Kata Pak Thamrin Tomagola, pintu ulama-ulama FPI terbuka untuk warga, jadi orang mau datang bisa. Nah yang NU dan Muhammadiyah karena terlalu tinggi dan elitis warga nggak ke situ, warga ke nama-nama besar FPI," sambungnya.

Komentar