Sabtu, 20 April 2024 | 06:57
COMMUNITY

Kisah Penyelam Wanita Johan Majabubun Ikut Evakuasi Korban Lion Air JT610

Kisah Penyelam Wanita Johan Majabubun Ikut Evakuasi Korban Lion Air JT610
Johan P Majabubun (tengah) saat operasi SAR pesawat Lion Air JT610. (Dok. pribadi)

ASKARA - Penyelam dari Persatuan Olah Raga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Johan P Majabubun menjadi satu-satunya penyelam wanita yang ikut dalam evakuasi jatuhnya pesawat Lion Air JT610 pada 2018 lalu. 

Niat dan persiapan yang matang menjadi modal utama Johan dalam melakukan tugasnya menjadi evakuator. Meski dirinya harus mempertaruhkan nyawa. 

"Niat dan alat yang sehat (persiapan yang penting). Kendalanya cuma visibility yang terbatas dengan alat scuba," katanya dalam perbincangan dengan Askara, Sabtu (16/1).

Kemudian menyiapkan alat-alat penyelamatan khususnya untuk di laut, alat penyelaman untuk penyelamatan di dalam air dan alat-alat lainnya termasuk posko dan logistik.

Selama bertugas menjadi evakuator, Johan lebih sering berurusan dengan jenazah korban daripada puing pesawat. Ketika menemukan tubuh korban, dia memasukkannya ke dalam jaring khusus terlebih dahulu sebelum diangkat.

Johan yang juga instruktur di Jakarta Offshore Training Center itu menceritakan suasana ketika mengevakuasi korban Lion Air JT610 di Perairan Karawang, Jawa Barat kala itu. Adapun, waktu penyelaman di dalam air maksimal 30-45 menit.

"Sama seperti menyelam biasa cuma bedanya kan di sini kita mencari jenazah. Di mana mayat itu kan warnanya sudah nggak seperti yang hidup, pucat gitu dengan beberapa bagian sudah rusak dimakan hewan laut," tuturnya. 

Namun, tidak membuat ibu dua anak itu bersedih melihat korban hingga diangkat ke permukaan. Tentu Johan turut menyampaikan simpati dan duka kepada keluarga korban.

"Tapi bukan jadi suatu yang mengerikan, malah lebih ke simpati terhadap keluarga yang ditinggalkan," ujarnya.

Pengalaman lain ketika melaksanakan operasi SAR tersebut, Johan sempat menemukan korban dengan kondisi tubuh yang sudah tidak utuh. Diperkirakan berjenis kelamin perempuan. 

"Waktu Lion Air tahun lalu aku ketemu lengan, sepertinya lengan cewek karena jarinya lentik dan langsing-langsing. Persis seperti manekin yang buat pameran cincin," jelas Johan. 

Pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT610 jatuh di Laut Jawa sebelah utara Karawang pada 29 Oktober 2018. 

Pilot Bhavye Suneja dan Kopilot Harvino membawa pesawat itu dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang. Pesawat lepas landas pukul 6.20 WIB dan membawa total 189 orang termasuk pilot, kopilot, dan lima pramugari. Pukul 6.22 WIB, pesawat menginformasikan ada masalah dalam kontrol (flight control).  

Di antara penumpang terdapat 20 orang pegawai Kementerian Keuangan, enam anggota DPRD Provinsi Bangka Belitung serta tiga jaksa dan seorang staf tata usaha Kejaksaan Tinggi Bangka Belitung. Ada pula bapak dan anak suporter sepak bola. 

Komentar