Rabu, 15 Mei 2024 | 17:23
NEWS

Lembaga Pendidikan Dituntut Berinovasi Bangun Merdeka Belajar Bagi Penyandang Disabilitas

Lembaga Pendidikan Dituntut Berinovasi Bangun Merdeka Belajar Bagi Penyandang Disabilitas
Ilustrasi. (Wavebreak Media)

ASKARA - Peringatan Hari Disabilitas Internasional setiap 3 Desember harus mampu memenuhi hak penyandang disabilitas di Indonesia. Salah satunya hak mendapat pendidikan.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyebut, pemenuhan hak pendidikan bagi penyandang disabilitas menjadi pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan. Sebab ancaman penurunan angka partisipasi sekolah kian tinggi. 

"Lembaga pendidikan terus dituntut berinovasi membangun semangat visi pemerintah dalam membangun merdeka belajar," kata Komisioner KPAI Jasra Putra, Kamis (3/12).

Sehingga pemenuhan hak pendidikan menjadi kebutuhan anak penyandang disabilitas. Seperti diketahui, akhir tahun ini merupakan masa akhir semester peserta didik penyandang disabilitas dinilai oleh lembaga pendidikan. 

"Pendidikan inklusif sangat berperan prestasi penyandang disabilitas," tutur Jasra Putra.

Jika filosofis merdeka belajar tidak berinovasi maka akan berhadapan dengan anak-anak yang tidak memanfaatkan mengisi waktu luang dengan baik.

Dikhawatirkan menyebabkan anak-anak disabilitas berada dalam tumbuh kembang tidak terdukung. Selain itu, kecenderungan mengundang berbagai perlakuan salah akan mudah terjadi. 

"Seperti eksploitasi mereka di pekerjaan yang buruk, pernikahan yang tidak diinginkan dan mudah berhadapan dengan hukum (baik hukum masyarakat, hukum budaya dan hukum normatif)," papar Jasra Putra.

Adapun, Hari Disabilitas Internasional tahun ini mengangkat tema "Tidak Semua Disabilitas Dapat Terlihat." Menurut WHO, sebanyak 15 persen dari penduduk dunia atau lebih dari 1 miliar adalah penyandang disabilitas.

Hal itu ditegaskan data penyandang disabilitas Indonesia dalam Survei Sosial Ekonomi Nasional 2018, di mana terdapat 14,2 persen dari penduduk Indonesia atau 37,58 juta jiwa.

Tema besar itu menggambarkan situasi penyandang disabilitas dalam melawan dampak virus Covid-19. Untuk menghadapi tantangan pandemi tahun kedua, dunia butuh komitmen lebih dari semua hal.

Semua kearifan lokal harus hidup dan bergotong royong karena sumber itulah bisa menghidupkan akses dari sumber terdekat bagi penyandang disabilitas. 

"Saatnya kearifan lokal, budaya, potensi sekecil apapun dibangkitkan karena itulah yang akan menyelamatkan penyandang disabilitas," terang Jasra Putra.  

Komentar