Minggu, 19 Mei 2024 | 07:12
INFRASTRUKTUR

Kolam Retensi Sungai Wanggu Kurangi Risiko Banjir di Kota Kendari

Kolam Retensi Sungai Wanggu Kurangi Risiko Banjir di Kota Kendari
Kolam Retensi Sungai Wanggu. (PUPR)

ASKARA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari membangun kolam retensi atau waduk pengendali banjir di kawasan Sungai Wanggu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara yang kerap banjir saat curah hujan dengan intensitas tinggi.

"Upaya penanggulangan bencana, termasuk banjir merupakan tanggung jawab kita bersama. Dalam pelaksanaan mitigasi dan pengurangan risiko bencana, penerapan teknologi sangat penting seperti yang sudah dikembangkan Kementerian PUPR misalnya, bendungan pengendali banjir, sabo dam, jembatan bailey, dan rumah tahan gempa," kata Menteri Basuki melalui keterangan resmi, Sabtu (24/10).

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi IV Kendari Haeruddin C Maddi mengatakan, pembangunan kolam retensi pengendali banjir tersebut dimulai sejak 17 Maret 2020 dan direncanakan akan selesai pada 28 Desember 2020 dengan durasi pelaksanaan 287 hari kalender. 

Kolam retensi ini berfungsi untuk menampung luapan banjir dari Sungai Wanggu sehingga bisa mengurangi luas genangan banjir pada DAS  Wanggu ketika hujan turun dengan intensitas diatas Q25 serta bersamaan dengan naiknya permukaan air laut.

"Progres pembangunan kolam retensi pengendali banjir saat ini mencapai 87,53 persen. Kami berupaya penyelesaian pekerjaannya pun dipercepat menjadi November 2020," terangnya.

Sementara Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja menuturkan, Kota Kendari mirip dengan Jakarta yang memiliki Sungai Ciliwung, dibelah oleh Sungai Wanggu sebagai sungai utama yang membentang dari hulu sampai hilir.

"Tak hanya Kendari, sebagian besar kota-kota di Indonesia sebagian besar memiliki masalah yang sama yakni banjir. Karena itu, kami membangun sistem pengendali banjir dengan mengadopsi sistem hulu hilir yang sudah diterapkan di Sungai Citarum dan Sungai Ciliwung," jelasnya.

Endra melanjutkan, pembangunan sistem pengendali banjir ini dilakukan secara menyeluruh. Di bagian hulu, akan dibangun enam check dam yang pekerjaannya dimulai pada 2021 mendatang.

"Check dam ini berfungsi sebagai pereduksi kecepatan banjir, dan penghalau sedimentasi agar laut tidak terjadi pendangkalan. Di bagian tengah akan dibangun Kolam Retensi Baruga, sedangkan di hilir akan dilengkapi tanggul sungai hingga muara," terangnya.

"Saat ini, rencana Kolam Retensi Baruga baru pada tahap detail engineering design (DED). Waduk ini dirancang dengan luas genangan 75 hektare dengan volume tampungan 2,5 juta meter kubik," Haeruddin menambahkan.

Pembangunan kolam retensi Sungai Wanggu pekerjaannya terbagi menjadi dua bagian yaitu kolam retensi hulu dan hilir.

Kolam retensi hulu dibangun di atas lahan 3 hektare dengan volume tampungan 150 ribu meter kubik. Kolam retensi ini dibangun dengan konsep natural yang berbasis ramah lingkungan, memiliki tanggul keliling berelevasi 5 meter dengan rumput gebalan dan bangunan Inlet-outlet pasangan batu kosong.

Sementara untuk kolam retensi hilir dibangun seluas 5,9 hektare dengan daya tampung 177 ribu meter kubik dengan konstruksi pasangan batu dan beton bertulang. 

Kolam retensi ini nantinya juga berpotensi menjadi lokasi wisata baru karena berfungsi juga sebagai ruang terbuka publik saat musim kering. Fasilitas yang tersedia antara jogging track dan teater terbuka. (industry) 

Komentar