Minggu, 19 Mei 2024 | 09:28
NEWS

Walau Tak Punya Jaringan Internet, Taman Bacaan di NTT Ini Jadi Solusi Belajar Anak-anak

Walau Tak Punya Jaringan Internet, Taman Bacaan di NTT Ini Jadi Solusi Belajar Anak-anak
Ilustrasi taman bacaan (sdtakmirul.sch.id)

ASKARA - Mendirikan dan mengelola taman bacaan masyarakat bukan perkara mudah. Banyak tantangan harus dilewati, dari minimnya operasional untuk menjalankan taman bacaan hingga sumber daya manusia yang sedikit.

Kondisi yang sama terjadi di Taman Baca Namu Angu yang terletak di Desa Billa, Kecamatan Tabundung, Kabupaten Sumba Timur, NTT. Belum lagi, terkendala dengan ketersediaan buku dan fasilitas pendukung lainnya. 

Taman bacaan bukan hanya menjadi tempat membaca anak-anak atau masyarakat. Tapi harus mampu menjadi tempat menyenangkan dan motor penggerak aktivitas sosial maupun kemasyarakatan.

Pendiri Taman Baca Namu Angu, Brama Umbu Nahu Melip tetap berkomitmen mengelola tempat tersebut, dengan melakukan kolaborasi bersama masyarakat yang peduli terhadap tradisi baca dan budaya literasi. 

"Setelah banyak tahu mengenai taman baca ini, dari pemerintah tidak ambil pusing. Akan tetapi bantuan para guru, orang tua murid, maupun pemuda dan masyarakat. Mereka selalu datang membaca," katanya kepada Askara melalui pesan tertulis, Selasa (20/10).

Brama Umbu harus menggunakan bangunan rumahnya sebagai ruangan taman baca tersebut. Sementara animo masyarakat di tengah pandemi untuk membaca tetap tinggi. Meski ketersediaan buku terbilang minim. 

"Kali ini, di tengah pandemi. Banyak sekali orang tua, guru dan kalangan masyarakat memohon bantuan untuk mencarikan donasi buku untuk anak-anak mereka yang belajar dari rumah," jelasnya.

Ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh secara daring menggunakan perangkat ponsel pintar. Justru daerah NTT masih terkendala dengan jaringan internet. 

"Di kecamatan tempat saya tinggal. Tidak ada sama sekali yang namanya jaringan internet sejak tahun 2012 lalu," keluh Brama. 

"Telponan bisa, tapi internet tidak bisa. Ini menjadi sebuah kendala besar bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi atau belajar mengenai keterampilan dalam masyarakat," tambahnya.

Adapun buku bacaan yang tersedia di taman bacaan yang baru berdiri bulan Juni 2020 ini, di antaranya, buku bacaan anak sekolah dasar hingga tingkat menengah. Serta ada buku SMK pertanian dan peternakan. 

"Buku bacaan yang ada kebanyakan buku kurikulum, buku bacaan anak bergambar dan buku untuk anak SMK jurusan pertanian dan peternakan. Juga ada buku tips budidaya tanaman dan lain lain untuk masyarakat umum," bebernya. 

Bagi masyarakat yang ingin menyumbangkan buku-buku untuk taman bacaan tersebut. Bisa mengirimkannya langsung melalui alamat di Tandulalu, RT 001/RW 002 Desa Billa, Kecamatan Tabundung, Sumba Timur, NTT

"Mereka membutuhkan buku untuk sumber belajar, berhubung di tempat kami tidak ada akses internet. Saya sangat berharap bapak/ibu mau membantu kami di NTT yang tertinggal," lirihnya. 

Pria yang pernah mengenyam pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta itu berharap minat baca generasi milenial terus tumbuh di tengah keterbatasan fasilitas. 

"Sangat berharap agar kelak minat baca adik-adik saya bisa memadai, dan nanti jika mereka berkuliah tidak kalah saing dengan mahasiswa dari daerah lain," tandasnya. 

Komentar