Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:34
NEWS

Pesan Dokter Reisa, Jangan Takut Sama Vaksin

Pesan Dokter Reisa, Jangan Takut Sama Vaksin
dr. Reisa Broto Asmoro. (Dok. Setpres)

ASKARA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr. Reisa Broto Asmoro meminta masyarakat tidak khawatir tentang vaksin yang sudah beredar saat ini, termasuk vaksin Covid-19 yang tengah diuji klinis. 

Sebab, kata dia, apabila vaksin itu sudah melewati tahap uji klinis maka aspek kesehatannya sudah terjamin. 

Hal itu disampaikan Dokter Reisa menanggapi banyaknya informasi hoaks terkait vaksin dalam diskusi virtual bertema Vaksin: Menjawab Mitos dan Menolak Hoax yang digelar Satgas Covid-19, Kamis (8/10). 

"Membuat vaksin melewati penjagaan yang ketat dan regulasi yang panjang. Jadi benar-benar diuji keamanannya baru boleh dijual. Jadi tidak perlu khawatir lagi," katanya.

Dokter Reisa mengibaratkan vaksin seperti sebuah kantor imigrasi yang menjaga arus lalu lintas kuman yang masuk. Dia menjelaskan, hampir setiap hari tubuh manusia kemasukan ribuan kuman. Oleh karena itu, vaksin memberitahukan kepada kantor imigrasi untuk menangkal kuman atau virus yang berbahaya sebelum masuk lebih jauh ke organ tubuh. 

"Jadi ditangkap duluan sebelum masuk ke organ yang berbahaya. Ini kekebalan tubuh kita bisa mengalahkan. Kita sudah kebal. Kalaupun ada yang lolos penyakitnya tidak akan separah dilakukan vaksinasi. Vaksinasi merupakan salah satu cara kalau kita ingin produktif seperti dulu lagi," papar Dokter Reisa.

Mengenai mitos vaksin berbahaya karena menyebabkan autisme, Dokter Reisa melihat hal itu sebagai kekeliruan. Dia menerangkan, sejarah mengenai mitos itu mengemuka berangkat dari penelitian ahli medis Amerika Serikat Andrew Wakefield pada 1998. Hasil penelitian Andrew menyebutkan vaksin MMR (Measles, Mumps, and Rubella) mengakibatkan autisme. 

"Ini sudah ditarik penelitiannya. Dia sudah ditindak secara profesional 2010, izin praktiknya enggak bisa dilakukan. Bahkan jurnalnya sudah ditarik karena terbukti menyebarkan informasi yang salah. Itu efeknya luar biasa sampai hari ini, takut vaksin itu menyebabkan autisme," jelas Dokter Reisa. (jpnn)

Komentar