Sabtu, 18 Mei 2024 | 14:47
NEWS

Tak Ada Jalan Lain, Indonesia Harus Perkuat Perdagangan Dalam Negeri Sikapi Resesi

Tak Ada Jalan Lain, Indonesia Harus Perkuat Perdagangan Dalam Negeri Sikapi Resesi
Ilustrasi resesi (Dok Pixabay/Era.id)

ASKARA - Indonesia diprediksi akan jatuh ke jurang resesi dan bergabung dengan negara lain yang terdampak pandemi Covid-19. Terlebih, ekonomi kuartal III-2020 bakal minus, setelah kuartal II-2020 juga minus 5,32 persen. 

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja mengatakan, resesi ekonomi tak terhindari. Malah bagi pusat perbelanjaan resesi telah dirasakan sejak beberapa bulan lalu.

"Jadi, kalau pun nanti akhir bulan resmi Indonesia masuk resesi itu hanya akumulasi saja. Dari kejadian beberapa bulan yang baru dinyatakan pada akhir bulan (September)," katanya dalam keterangan virtual, Senin (28/9).

Semakin dekatnya resesi yang tentu sangat dikhawatirkan banyak pihak. Maka hal yang harus diperhatikan berikutnya memikirkan mengatasi resesi ekonomi atau menyikapinya agar tak berkepanjangan. 

"Tidak ada jalan lain, cuma satu-satunya harus bisa diusahakan bagaimana kita mempersingkat mungkin resesi ekonomi ini terjadi. Jangan sampai Indonesia mengalami resesi ekonomi berlarut-larut," cetus Alphonzus Widjaja.

Menurutnya, Indonesia memiliki satu kelebihan dengan jumlah penduduk 250 juta. Seharusnya untuk mempersingkat resesi, maka industri sektor perdagangan dalam negeri dapat diutamakan.  

Jika menengok negara Singapura dengan jumlah penduduk yang sedikit ketimbang Indonesia. Tentunya mereka akan sulit mengandalkan dari industri perdagangan dalam negeri. 

Kondisi resesi juga telah dirasakan sejumlah negara lain. Dalam mengalami situasi kesulitan yang sama sudah dipastikan mereka akan mendahulukan kepentingan negara masing-masing. 

"Jadi Indonesia juga tidak bisa mengandalkan dari luar, menurut saya yang harus diutamakan adalah perdagangan dalam negeri supaya resesi ekonomi ini bisa sesingkat mungkin," tuturnya. 

Saat ini pusat perbelanjaan dan penyewa industri ritel sedang mengalami kesulitan luar biasa. Pusat perbelanjaan sudah defisit besar-besaran sejak bulan Maret 2020. Tepatnya ketika pengumunan Covid-19 masuk ke Indonesia. 

Bahkan tingkat kunjungan langsung turun. Itu terus berlanjut sampai saat ini. Meski saat PSBB transisi diberikan izin untuk buka, tapi tetap mengalami defisit karena kapasitas 50 persen pun tidak tercapai. "Hanya 30-40 persen (kunjungan)," imbuhnya.  

"Jadi intinya kalau industri perdagangan dalam negeri harus didahulukan. maka tentunya pemain-pemain dalam perdagangan dalam negeri ini harus kuat punya daya tahan," tambahnya.  

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memprediksi ekonomi di kuartal III bakal negatif lagi. Perekonomian Indonesia dari Juli ke September akan berada di kisaran minus 2,9 persen hingga minus 1 pesen.

Artinya perekonomian nasional terkontraksi dua kuartal berturut-turut setelah pada kuartal II terkontraksi 5,32 persen. Sehingga Indonesia secara sah dan meyakinkan bakal resesi.

"Ini artinya, negatif territory kemungkinan terjadi pada kuartal III dan mungkin juga masih berlangsung untuk kuartal IV yang kita upayakan bisa dekat 0 atau positif," ujarnya melalui keterangan virtual. 

Komentar